Dana pertahanan era Jokowi rendah, Prabowo janji naikkan Rp250 T

Beberapa jenis alat utama sistem pertahanan atau alutsista banyak yang belum terpenuhi sesuai standar.

Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono (depan) membentuk formasi bersama prajurit TNI AL di atas KRI Semarang-594 dalam rangkaian acara penutupan Gladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III Koarmada I di perairan Laut Jawa, DKI Jakarta, Jumat (15/3)./Antara Foto

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dian Islamiati Fatwa, menilai anggaran pertahanan dan keamanan pada era pemerintahan Joko Widodo masih terbilang rendah. Sebab, hanya menganggarkan sebesar Rp108 triliun. 

Padahal, kata Dian, sistem pertahanan dan keamanan merupakan anggaran cukup penting. Karena itu, perlu mendapat perhatian serius. Dian mengatakan, jika Prabowo memenangi pemilihan presiden atau Pilpres 2019, anggaran pertahanan akan dinaikkan sebesar Rp250 triliun. 

“Kami berkomitmen memenuhi porsi target anggaran. Dulu targetnya untuk anggaran pertahanan porsinya itu Rp250 trilliun. Tapi, sampai sekarang baru terpenuhi Rp108 trilliun. Di pemerintahan Pak Prabowo nanti, kita berusaha memenuhi target tersebut,” kata Dian kepada Alinea.id di Jakarta, Sabtu (30/3). 

Dian menjelaskan, beberapa jenis alat utama sistem pertahanan atau alutsista banyak yang belum terpenuhi. Salah satunya adalah peluru. Menurut Dian, persediaan peluru harus tersedia sampai 30 hari ke depan. Namun nyatanya, di Indonesia belum memenuhi prosedur tersebut. 

"Peluru itu persediaannya harus lebih dari tiga puluh hari ke depan. Ternyata kita enggak," ujarnya.