Di balik kedigdayaan PKS di Pileg DKI Jakarta

Jika tren perolehan suara versi KPU bertahan, PKS bakal menyalip PDI-P dan Gerindra sebagai penguasa parlemen DKI Jakarta.

Calon presiden Anies Baswedan memberikan sambutan dalam kegiatan Apel Siaga PKS #MenangBersamaRakyat di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (26/02/2023). /Foto dok. PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) unggul sementara dalam perolehan suara Pileg DPRD DKI Jakarta 2024. Merujuk hasil hitung resmi atau real count di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (20/2), PKS telah meraup 306.186 suara atau 19,24% dari total suara di DKI. 

PDI-Perjuangan (PDI-P) membuntuti di peringkat kedua dengan 253.268 suara (5,91%), dan Partai Gerindra bercokol di peringkat ketiga dengan raupan 162.658 suara 10,22%. Pada peringkat keempat, bertengger Partai Golkar dengan 156.603 suara (9,84%), diekor Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan perolehan 143.360 suara (9,01%). 

Jika tren ini bertahan, PKS berpeluang menggeser dominasi PDI-P di Kebon Sirih, sebutan untuk parlemen DKI Jakarta. Pada Pileg DKI Jakarta 2019, PDI-P menguasai parlemen dengan raihan 25 kursi. Ketika itu, PKS hanya meraih 16 kursi, berada di bawah Gerindra yang membukukan 19 kursi anggota DPRD DKI. 

Peneliti senior Populi Center Usep Saepul Ahyar menilai ada dua faktor yang membuat PKS berjaya di ibu kota. Pertama, PKS mendapat ekor jas dari pencalonan Anies Baswedan. Sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, elektabilitas Anies masih sangat tinggi.

"Kebetulan Anies di DKI Jakarta lumayan bagus. Itu, saya kira, yang membuat suara PKS itu melejit. Itu efek ekor jasnya ke Pak Anies ke PKS, bukan ke Nasdem. Bahkan, Anies ini diidentikkan dengan PKS. Di Pilgub 2017, kita tahu, PKS pendukung utama yang sangat solid dengan Mas Anies," ucap Usep kepada Alinea.id, Selasa (27/2).