Sematkan Industri 4.0 dalam visi misi, ini saran pengamat

Jokowi-Ma’ruf ingin melanjutkan revitalisasi industri dan infrastruktur pendukungnya untuk menyosong industri 4.0.

Mobil angkutan desa atau Amdes yang diluncurkan pada IIMS 2018./Facebook

Tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik atau yang dikenal dengan Industri 4.0  menjadi salah satu isu ekonomi penting pada era saat ini. Dalam kondisi dunia yang mengandalkan teknologi canggih, Industri 4.0 bisa menjadi bahan dagang pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berlaga pada pemilu. 

Pasangan calon Presiden-Wakil Presiden nomor Urut 01, Joko Widodo- KH Ma’ruf Amin pun turut memasukkan isu terkait Industri 4.0 ke dalam visi misinya.  

Jokowi-Ma’ruf berkomitmen melanjutkan revitalisasi industri dan infrastruktur pendukungnya untuk menyosong industri 4.0. Misalnya, dengan mengembangkan sentra-sentra inovasi science-technopark dalam pengembangan industri. 

Menyematkan industri 4.0 pada visi misi, pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Fithra Faisal justru mengkritiknya. Sebab menurutnya, jika dilihat dari praktek kerja Kementerian Industri era Jokowi saat ini, faktor kesiapan sumber daya manusia terkesan diabaikan.

“Jadi kalau bicara dari compability roadmap revolusi Industri 4.0 itu untuk Indonesia, sangat tidak compatible. Padahal sumber dayanya melimpah dibandingkan Eropa. Makanya Eropa, memilih suatu cara untuk kemudian mengantisipasi bagaimana kekurangan sumber daya mereka itu bisa dikompensasi dengan penggunaan teknologi tinggi. Sementara kalau melihat proporsi terbesar labour force itu, harusnya dioptimalkan dengan baik dulu,” terang Fithra kepada Alinea.id pada Jumat (11/1).