Jabar dan Jatim jadi penentu kemenangan

Jokowi yang kini berpasangan dengan Ma'ruf berpeluang membalikan keadaan di Jabar.

Calon Presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo berswafoto dengan pendukung saat kampanye terbuka di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (25/3). /Antara Foto

Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim) akan kembali menjadi medan pertarungan sengit kedua kubu yang berlaga di Pilpres 2019. Berkaca pada data Pilpres 2014, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, siapa pun yang menguasai dua wilayah itu berpeluang besar memenangi kontestasi elektoral. 

"Prabowo bisa menang besar di Jabar kemudian kalahnya tidak terlalu besar di Jatim, sehingga menyebabkan pemilu sangat ketat hasilnya di angka 54% (kemenangan untuk Jokowi-JK pada Pilpres 2014)," tutur Yunarto saat memaparkan hasil survei elektabilitas di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3). 

Pada Pilpres 2014, Jokowi yang ketika itu berpasangan dengan Jusuf Kalla meraup 53,17% suara di Jatim sedangkan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa hanya mendapatkan 46,83%. Di Jabar, pasangan Prabowo-Hatta tampil dominan dengan raupan 59,78% suara. Pasangan Jokowi-JK hanya mengantongi 40,22% suara. 

Berbasis hasil surveinya, Yunarto mengatakan, Jokowi-Ma'ruf berpeluang membalikkan keadaan di Jabar. Di provinsi dengan populasi pemilih terbesar itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terbaru versi  survei Charta Politika sebesar 47,4% sedangkan Prabowo-Sandi hanya meraup 42,3% suara responden. 

Sisa responden yang disurvei, lanjut Yunarto, tidak menjawab atau menjawab tidak tahu. "Sedangkan sekarang kecenderungan Jokowi menangnya agak lebar di situ karena beberapa survei mengatakan akan imbang di Jabar," kata dia.