Konvensi capres NasDem: Tak cukup hanya bermodalkan elektabilitas

Indonesia diharapkan meniru Ukraina dengan menggelar konvensi dalam memilih calon presiden.

Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya. Dokumentasi DPR

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, mengatakan partainya menggelar konvensi untuk menjaring tokoh-tokoh yang berpotensi diusung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, calon yang bakal terpilih dipastikan tak sekadar mengandalkan elektabilitas melainkan integritas dan kapabilitas.

"Kita tidak memiliki instrumen menyajikan kepada publik dua peluang, yaitu integritas dan kapabilitas. Nah, apa peluangnya itu? Peluangnya itu konvensi," kata Willy Aditya dalam webinar, Selasa (15/6).

Dia mengklaim, hal ini dilakukan dengan dalih demokrasi tidak bergantung jargon "orang baik dan kehendak baik (good man, good will). Namun, harus ada instrumen baru untuk melembagakan demokrasi, terutama dalam perhelatan pilpres.

"Jadi, kita berhenti dalam ranah good man, good will, tapi kita harus pada pelembagaan demokrasi, termasuk konvensi. Itu adalah proses pelembagaan demokrasi yang seyogianya menjadi instrumen di semua partai," tutur Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR ini.

Untuk pelembagaan demokrasi, menurut Willy, Indonesia seharusnya belajar dari Ukraina. Negara yang baru lepas dari Rusia tersebut dinilai sukses menjadikan konvensi sebagai wadah untuk mendapatkan kandidat terbaik sebagai calon presiden (capres).