Migrant Care minta dapil luar negeri dipisah

Permasalahan yang dihadapi konstituen di luar negeri berbeda dibandingkan warga Jakarta.

Caleg-caleg dari dapil DKI Jakarta II berdiskusi soal hukuman mati dan buruh migran di Conclave Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (27/3). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengusulkan agar daerah pemilihan (dapil) luar negeri dipisah. Saat ini dapil luar negeri masih tergabung di dapil DKI Jakarta II bersama Jakarta Pusat (Jakpus) dan Jakarta Selatan (Jaksel). 

"Kami ingin agar ada alokasi kursi khusus untuk dapil luar negeri karena jumlah mereka besar. Ada 2 juta pemilih (dan angka) ini lebih besar dari dapil Bangka Belitung yang jumlahnya 600 ribu. Dinamikanya pun berbeda dengan Jakarta," kata Wahyu dalam sebuah diskusi di Cilandak, Jakarta, Rabu (27/3).

Wahyu mengatakan, persoalan buruh migran tak kunjung selesai karena tak pernah dijadikan prioritas oleh para legislator yang lolos dari dapil ini. 

"Bayangkan dari 7 alokasi kursi di dapil ini hanya 1 orang yang konsisten memperjuangkan masalah buruh migran. Selama hampir 5 tahun ini mereka benar-benar tak memperjuangan masalah buruh migran. Saya tak akan sebut namanya," katanya.

Wahyu mengatakan, jika dapil luar negeri dipisah dari dapil DKI Jakarta II, akan banyak legislator yang serius memperhatikan masalah buruh migran dan diaspora. "Kalau dia maju dari dapil khusus luar negeri tentunya yang ia perjuangkan di DPR adalah masalah-masalah yang berkaitan masalah buruh migran dan diaspora. Tidak yang lain," katanya.