Matahari belum lagi tenggelam, air tebu yang dijajakan Taufik sudah ludes diborong pembeli.
Meskipun sempat dilarang oleh istrinya, Taufik bersikeras menyambangi area di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Kamis (27/6) siang itu. Warga Kebayoran Lama itu yakin keputusan mendatangi area aksi unjuk rasa tidak akan salah.
"Tadi saya naik Metromini ke sini. Saya bawa empat bambu aren, yang satu bambu arennya kira-kira isinya 5 atau 6 literan lah," tutur Taufik kepada Alinea.id di Jalan Merdeka Barat.
Taufik bukan hadir untuk mengikuti aksi unjuk rasa mengawal sidang putusan MK yang hingga kini masih berlangsung. Lelaki berusia 47 tahun itu mengaku datang ke kawasan itu hanya untuk mengais rezeki.
Taufik menuturkan, ia sempat berdebat dengan sang istri saat mengatakan bakal berjualan di area Gedung MK. Menurut Taufik, istrinya khawatir aksi unjuk rasa bakal berujung kerusuhan sebagaimana yang terjadi pada aksi 22 Mei di depan Bawaslu.
Namun demikian, istri Taufik kemudian mengalah. Ia pun diizinkan berangkat membawa empat bambu aren yang berisi air sari tebu yang sudah diolahnya.