Para pakar dalam organisasi independen tersebut menyatakan bahwa rasisme sistemik terus menyiksa orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika.
Mekanisme Pakar Independen Internasional PBB untuk Memajukan Keadilan Rasial dan Kesetaraan dalam Penegakan Hukum pada hari Rabu mendesak Belgia untuk mengatasi masalah rasisme sistemik yang sedang berlangsung terhadap orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika.
Para pakar dalam organisasi independen tersebut menyatakan bahwa rasisme sistemik terus menyiksa orang Afrika dan orang-orang keturunan Afrika dalam bentuk diskriminasi rasial dan kebrutalan polisi.
Badan pakar tersebut mengklaim bahwa praktik-praktik seperti keberadaan pengawas polisi khusus di luar kekuasaan eksekutif dan badan kontrol polisi internal sangat penting dalam menangani rasisme. Meskipun demikian, mekanisme tersebut tidak memiliki independensi, transparansi, dan kekuatan penegakan hukum yang diperlukan untuk secara efektif mengurangi pelanggaran sistemik.
“Ini adalah warisan perbudakan dan kolonialisme, yang dampak jangka panjangnya terus terasa hingga saat ini. Belgia harus terus mengambil langkah-langkah konkret menuju keadilan reparatoris dengan menghadapi warisan sejarahnya,” kata Pakar PBB Tracie Keesee.
Para ahli juga menyoroti masalah kepadatan penghuni penjara, dengan kelebihan jumlah penghuni orang Afrika, orang keturunan Afrika, dan individu asal luar negeri dalam populasi penjara. Saat ini, tidak adanya perbincangan publik yang luas tentang diskriminasi rasial dalam masyarakat Belgia kontemporer tercermin dari keberadaan tugu peringatan yang terus berlanjut untuk menghormati Raja Leopold II, simbol keterlibatan mendalam Belgia dalam kekejaman yang dilakukan di Afrika.