Meski kelelahan, keluarga ini belum siap meninggalkan Lebanon. Tawaran kerja di luar negeri pun mereka tolak.
Saat serangan Israel menghantam kawasan padat penduduk di selatan Beirut pada Oktober lalu, Fatima Kandeel, 43 tahun, kehilangan rumahnya. Ia bersama kedua putranya, Hassan (24) dan Hussein (20), terpaksa mengungsi ke rumah sang adik, Aida, di kawasan Dahiyeh.
Empat bulan kemudian, pada Maret, Fatima dan anak-anaknya akhirnya bisa menyewa sebuah apartemen kecil tak jauh dari tempat tinggal Aida. Di dalam ruang tamu yang minim perabotan itu, hanya ada dua kursi dan pipa shisha. Namun, bagi mereka, tempat ini adalah simbol harapan baru.
Di dinding tergantung dua foto: satu adalah potret pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan satu lagi adalah keponakan Fatima yang gugur sebagai pejuang Hizbullah dalam serangan udara Israel di Jnoub, Lebanon selatan.
Kenangan yang bertahan dari reruntuhan
Sebelumnya, mereka tinggal di Hay el-Selom—hanya 10 menit berjalan kaki dari apartemen sekarang—hingga rumah itu rata dengan tanah akibat serangan udara. Dari reruntuhan, putra-putra Fatima berhasil menyelamatkan dua lemari pakaian dan satu ranjang.