Peristiwa

Peternak Selandia Baru resah padang rumput berubah jadi hutan pinus

Data resmi menunjukkan bahwa populasi domba di Selandia Baru telah anjlok drastis.

Rabu, 30 Juli 2025 14:32

Jika di Indonesia, para aktivis lingkungan dan masyarakat resah dengan penggusuran hutan menjadi lahan pertambangan, di Selandia Baru upaya pemilik modal untuk menanam pohon justru membuat sebagian masyarakatnya sesak nafas. Para peternak di sana merasa terancam padang rumput yang selama ini diandalkan untuk pakan domba-domba mereka, berubah menjadi hutan pinus.

Situasi ini terjadi karena pemerintah Selandia Baru mendorong penanaman pinus sebagai cara menyerap emisi karbon. Mereka memberi subsidi untuk perluasan hutan sebagai bagian dari upaya melawan perubahan iklim. Namun, akibatnya, lahan-lahan pertanian yang subur berubah menjadi hutan monokultur yang sepi dan lembap.

Masalahnya jadi semakin pelik ketika diketahui bahwa sebagian perluasan hutan ini terus berjalan, meski pemerintah sudah menerapkan moratorium (penghentian sementara) sejak Desember lalu untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian yang tidak direncanakan.

Namun para peternak mengklaim, moratorium itu seperti tak digubris. Perusahaan-perusahaan kehutanan disebut tetap membeli dan menanami lahan dengan pinus. “Mereka seperti menertawakan keputusan pemerintah,” kata Dean Rabbidge, seorang peternak di Southland. “Ini sudah seperti demam emas. Sangat keterlaluan.”

Karena frustrasi, bulan lalu para petani meluncurkan kampanye "Save Our Sheep" alias “Selamatkan Domba Kami” sebagai bentuk perlawanan. Mereka berharap bisa menghentikan laju konversi lahan yang menurut mereka sudah keterlaluan.

Fitra Iskandar Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait