Peristiwa

Puluhan ribu nyamuk dijatuhkan dari drone di Hawaii

Nyamuk selama ini berkembang biak di dataran rendah yang lebih hangat. Burung-burung yang tersisa pun naik ke pegunungan untuk berlindung.

Minggu, 27 Juli 2025 11:31

Pada Juni lalu, pemandangan tak biasa terjadi di langit hutan Hawaii. Puluhan kapsul biodegradable dijatuhkan dari udara menggunakan drone. Di dalam setiap kapsul terdapat sekitar seribu ekor nyamuk—bukan nyamuk biasa, melainkan nyamuk jantan hasil pembiakan laboratorium yang telah dimodifikasi agar membawa bakteri alami Wolbachia. Ini adalah upaya untuk menyelamatkan sejumlah spesies burung dari kepunahan. Bagaimana bisa?

Ancaman dari nyamuk dan malaria burung
Burung-burung endemik Hawaii, terutama spesies burung madu seperti honeycreeper, sedang menghadapi krisis kepunahan. Burung-burung ini memiliki peran penting dalam ekosistem—sebagai penyerbuk, penyebar benih, serta bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. Namun jumlah mereka terus menurun drastis. Dari lebih dari 50 spesies yang pernah tercatat, kini hanya tersisa 17 spesies, sebagian besar di ambang kepunahan.

Salah satu spesies, ‘akikiki, bahkan sudah dianggap punah secara fungsional di alam liar sejak tahun lalu. Sementara spesies lain, seperti ‘akeke’e yang berwarna kuning kehijauan, diperkirakan hanya tersisa kurang dari 100 ekor.

Menurut Dr. Chris Farmer, direktur program Hawaii untuk American Bird Conservancy (ABC), ancaman utama kepunahan ini adalah malaria burung—penyakit yang disebarkan oleh nyamuk invasif. Nyamuk bukanlah hewan asli Hawaii; mereka diperkirakan pertama kali masuk pada 1826 melalui kapal penangkap ikan paus. Sejak itu, mereka memicu gelombang kepunahan karena burung-burung asli tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit ini.

Perubahan iklim memperparah masalah
Nyamuk selama ini berkembang biak di dataran rendah yang lebih hangat. Burung-burung yang tersisa pun naik ke pegunungan untuk berlindung. Namun kini, perubahan iklim menyebabkan suhu pegunungan juga menghangat, membuat nyamuk bisa bertahan hidup di dataran tinggi.

Fitra Iskandar Reporter
Fitra Iskandar Editor

Tag Terkait

Berita Terkait