Dengan menjadikan “apa yang terjadi pada Wilson?” sebagai premis, Tourism Fiji secara cerdas mengundang rasa penasaran global.
Dalam dunia pemasaran destinasi, tidak banyak strategi promosi yang mampu memadukan nostalgia pop culture dan keindahan alam secara autentik seperti yang dilakukan Tourism Fiji lewat kampanye terbarunya: Wilson’s Happily Ever After.
Menghidupkan kembali “Wilson”, bola voli ikonik dari film Cast Away (2000), Tourism Fiji menunjukkan kecerdikan dalam memanfaatkan ikon budaya populer sebagai medium untuk menyampaikan narasi wisata yang lebih hangat, emosional, dan mengakar pada karakter lokal.
Nostalgia bertemu keindahan tropis
Dalam film Cast Away, Wilson hanyalah bola yang diberi wajah dari cap tangan darah, namun ia menjadi simbol keputusasaan, kesendirian, dan harapan. Kini, lebih dari dua dekade sejak kemunculan perdananya, Tourism Fiji "menemukan" Wilson kembali—bukan di tengah badai atau laut lepas, tapi di Serenity Island Resort, salah satu surga tersembunyi di Fiji.
Kisah fiktif Wilson yang terdampar di pulau tropis diberi kelanjutan yang penuh makna: ia dipungut oleh seorang gadis kecil bernama Lani, yang mengajaknya menjelajahi sisi-sisi terbaik Fiji. Dari hutan hijau Eco Trax, upacara Kava tradisional, hingga pantai-pantai jernih Vanuabua, penonton tidak hanya disuguhi keindahan visual, tetapi juga diperkenalkan pada esensi budaya dan keramahan masyarakat Fiji.
Strategi emosional yang mengena
Film pendek berdurasi 90 detik ini disutradarai oleh James Anderson dan diproduksi oleh Radlab. Dalam durasi singkat, ia berhasil menggambarkan transisi emosional dari kisah kehilangan menjadi kisah penemuan kembali. Tourism Fiji secara jitu menyampaikan pesan bahwa wisata di Fiji bukan hanya soal tempat, melainkan soal perasaan—tentang diterima, ditemukan, dan dipulihkan.