Simalakama Demokrat gabung koalisi Jokowi-Ma'ruf

Jokowi harus mempertimbangkan dengan baik sebelum memutuskan menerima Demokrat ke Koalisi Indonesia Kerja.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)./Antara Foto

Pengamat politik Eksposit Strategic Arief Susanto, menilai Partai Demokrat lebih layak bergabung ke koalisi pemerintah ketimbang Gerindra. Namun keberadaan Demokrat di barisan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf memiliki risiko yang harus diwaspadai Jokowi.

Kelayakan Demokrat untuk bergabung dengan kubu pemerintah, didasarkan Arief atas sikap partai yang dinilai tak terlalu frontal mengkritisi Jokowi. Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan PKS dan Gerindra.

Arief juga menilai posisi Demokrat di DPR RI cukup strategis. Demokrat memiliki jumlah kursi lebih banyak ketimbang PKS, sehingga dapat mengamankan dukungan pemerintahan Jokowi di DPR. 

Pada Pileg 2019, Gerindra mendapat 78 kursi di DPR RI. Adapun Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi. 

"Kalau Jokowi mau berpikir strategis untuk pengamanan kursi di Parlemen, mengajak Demokrat itu menjadi lebih strategis. Di satu sisi jumlah kursinya lebih besar di DPR. Di sisi lain ini partai yang kecenderungannya tidak terlalu frontal, relatif pengalaman SBY dengan PKS tidak terlalu baik, ini akan memberi rasa nyaman," katanya kepada reporter Alinea.id di kawasan Matraman, Jakarta, Jumat(28/6).