Demokrat kembali tuding adanya kekuatan besar halangi Koalisi Perubahan

Demokrat mengibaratkan gangguan itu seperti hewan buas yang bekerja di malam hari atau kegelapan.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kedua kanan), foto bersama Presiden PKS, Ahmad Syaikhu (kiri); Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (kedua kiri); Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh (tengah); dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan); di acara pernikahan anggota Fraksi Partai NasDem DPR, Sugeng Suparwoto, pada Minggu (18/9/2022). Twitter/@AndiArief__

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan upaya Partai Demokrat membangun koalisi dengan Nasdem dan PKS terus mendapat gangguan. Kendati tak menyebut secara lugas, Kamhar mengatakan, gangguan tersebut muncul dengan kekuatan buas .

"Kerja-kerjanya terasa meskipun tak kasat mata. Tak berlebihan kiranya disebut burung hantu sebagai metafor. Hewan buas yang bekerja di malam hari atau kegelapan," ujar Kamhar kepada wartawan, Selasa (15/11).

Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS tak kunjung deklarasi koalisi menyongsong gelaran Pilpres 2024. Awalnya, Nasdem mengusulkan agar deklarasi itu dilaksanakan pada 10 November lalu, namun Demokrat dan PKS belum sepakat.

Kamhar menegaskan, kekuatan anti perubahan ini terus beroperasi dengan berbagai cara, baik yang telah menjadi rumor di publik maupun yang belum diketahui. Tujuannya untuk mengganggu dan menggagalkan parpol yang tengah berikhtiar membangun koalisi.

"Namun kami berkeyakinan Partai Demokrat dan PKS dan Nasdem akan senantiasa istikomah di jalan perubahan dan perbaikan, tak akan tergoda oleh kekuatan yang ingin melanggengkan kekuasaan," katanya.