Dua opsi Menkes atasi krisis tempat tidur pasien Covid-19

Menkes Budi Gunadi instruksikan jajaran rumah sakit tambah bed.

Dokter RSUD Kota Bogor melakukan pemeriksaan terhadap pasien suspect virus COVID-19 saat simulasi di ruang isolasi RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/3/2020).Foto Antara/Arif Firmansyah/ama.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tengah menyiapkan dua opsi untuk menanggulangi penuhnya keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19. Cara pertama yang dianggap paling cepat adalah dengan mengonversi tempat tidur yang ada saat ini.

"Jadi, ini contoh di rumah sakit vertikal di bawah Kemenkes, kita punya 14.000 tempat tidur, tapi yang dipakai untuk Covid hanya 2.700, enggak sampai 20%. Sehingga jika kalau dilihat BOR-nya (Bed Occupancy Rate) masih relatif terpenuhi, tapi orang Covid sudah tidak bisa masuk," kata Budi, saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, yang disiarkan secara virtual, Selasa (12/1).

Budi mengaku, telah menginstruksikan jajaran rumah sakit di bawah naungan Kemenkes untuk dapat menambah porsi tempat tidur untuk oasien Covid-19. Idealnya, kata dia, kuota tempat tidur bagi pasien Covid-19 sekitar 30% hingga 40% dari total kapasitas rumah sakit.

"Hitungan kami itu bisa menambah sekitar 1.400 tempat tidur, tanpa terlalu banyak membangun fasilitas baru, tanpa terlalu banyak merekrut dokter perawat baru, hanya merealokasikan resources yang ada sekarang untuk bisa melayanai Covid, menerima nasabah pasien covid, dan mengibati mereka," terang Budi.

Pihaknya juga akan menghimbau rumah sakit di daerah dan swasta untuk memberikan porsi tempat tidur lebih untuk pasien Covid-19.