Efek Jokowi yang memudar pada PDI-P 

Pada survei Litbang Kompas, PDI-P menurun elektabilitasnya dan disalip oleh Gerindra.

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 2A di Stasiun MRT Monas, Jakarta, Desember 2023. /Foto Instagram @jokowi

Tak seperti hasil survei mayoritas lembaga lainnya, sigi Litbang Kompas yang dirilis belum lama ini menunjukkan penurunan elektabilitas yang signifikan terjadi pada PDI-Perjuangan. Di papan survei Kompas, PDI-P bahkan tersalip oleh Partai Gerindra yang elektabilitasnya melonjak hingga kisaran 3%. 

Pada survei kali ini, tingkat keterpilihan Gerindra mencapai 21,9% sedangkan PDI-P hanya meraup 18,3%. Elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri itu turun hingga kisaran 6% jika dibandingkan dengan hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023. Golkar menempati posisi ketiga dengan raihan elektabilitas 8%. 

Menyoal hasil survei teranyar Kompas itu, politikus PDI-P Aria Bima menjawab diplomatis. Ia mengatakan akan ada evaluasi. Namun, ia juga mempertanyakan sigi Kompas yang menemukan angka undecided voters alias pemilih gamang yang melonjak hingga sekitar 28,7%. 

"Undecided voters antara LSI Denny JA maupun Poltraking dan Populi Center tidak sampai segitu. Kok Kompas bisa hampir 30% pemilih bimbang? Harusnya semakin mendekati pemilihan, undecided voters-nya semakin kecil," kata Aria saat ditemui Alinea.id di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/12). 

Pada survei Agustus 2023, Kompas menemukan pemilih yang belum menentukan pilihan hanya mencapai 18%. Survei teranyar Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan jumlah pemilih gamang hanya kisaran 7,7%. Di sigi Indikator Politik Indonesia, pemilih kategori itu hanya tersisa 5,5%.