Golkar: Posisi Gerindra sebaiknya diisi kalangan profesional

Golkar menyebut posisi yang akan ditempati Gerindra di kabinet sebaiknya diisi oleh kalangan profesional.

Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Antara Foto

Jelang penguman menteri Kabinet Kerja jilid II, Presiden Joko Widodo memanggil Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ke Istana Negara pada Senin (21/10). Tak pelak, isu yang beredar Gerindra disebut-sebut akan masuk dalam kabinet Jokowi. Lantas, sejumlah pihak termasuk partai koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf pada Pemilu 2019 turut menanggapi isu yang beredar tersebut.

Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Christina Ariyani, mengatakan Jokowi tak boleh menafikkan peran partai pengusung yang selama ini telah membantunya ke kursi nomor satu di Indonesia. Karena itu, perlu pertimbangan matang untuk menempatkan Gerindra dalam Kabinet Kerja jilid II.

“Tapi harus diingat fairness-nya juga, partai pendukung yang telah sejak awal berjuang all out untuk Pak Jokowi tentunya tidak bisa dinafikkan peranannya. Akan lebih elok bila porsi Gerindra tersebut diambil dari slot profesional yang memang sudah dipersiapkan,” kata Christina kepada Alinea.id di Jakarta pada Senin (21/10).

Apabila Gerindra benar-benar bergabung, kata dia, maka partai besutan Prabowo Subianto itu tidak boleh berjalan sendirian mengimplementasikan konsep-konsepnya yang telah ditawarkan kepada Presiden Jokowi. Menurut Christina, Gerinda harus berjalan sesuai dengan visi-misi Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Satu hal yang perlu ditekankan, jika memang ingin bergabung sudah sepantasnya Gerindra mengikuti visi-misi presiden terpilih. Jangan ujug-ujug membawa visi misinya," ujar Christina.

Lebih lanjut, Christina menilai, Presiden Jokowi tentu punya pertimbangan matang mengajak Partai Gerindra masuk dalam kabinetnya. Menurut dia, Jokowi mengambil sikap demikian bertujuan untuk menghilangkan polarisasi di tengah masyarakat akibat konstetasi Pilpres 2019 lalu.