Jawa Tengah masih jadi Kandang Banteng?

Pilkada Jawa Tengah 2018 mendatang akan menjadi tolok ukur kontestasi politik, setelah PDI Perjuangan tumbang di Pilkada DKI dan Banten.

TIDAK seperti Jawa Barat dan Jawa Timur yang sudah memiliki bakal calon gubernur, Jawa Tengah masih belum jelas siapa yang bakal maju pada hajat lima tahunan serentak 2018 mendatang. 

Di Jawa Barat, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Deddy Mizwar, masing-masing sudah diusung oleh beberapa parpol. Demikian pula Jawa Timur, nama Khofifah Indar Parawansa dan Syaifullah Yusuf juga sudah mendapat dukungan dari beberapa parpol.

Sementara di Jawa Tengah, belum ada yang mengerucut ke salah satu kandidat. Misalnya dari Partai Gerindra, ada Ferry Juliantono dan Sudirman Said, dari PDIP, selain petahana muncul nama-nama, seperti Musthofa (Bupati Kudus), Wardoyo Wijaya (Bupati Sukoharjo), Sunarna (mantan Bupati Klaten), dan Lestariyono Loekito.

Menurut pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang, Suryanto, Gubernur Jateng Ganjar Pranowomemiliki peluang paling besar. Selain sangat dikenal publik Jateng, nama Ganjar sering disebut-sebut sebagai orang yang terlibat kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan sudah beberapa kali dipanggil kejaksaan untuk menjadi saksi sehingga menjadi pertaruhan yang harus dipertimbangkan secara matang.

"Jawa Tengah adalah basis terbesar PDI Perjuangan. Apabila sampai mengalami kekalahan pada pilkada mendatang, habislah kepercayaan publik Jateng terhadap partai berlambang banteng moncong putih tersebut," ujarnya seperti dilansir Antara, Rabu (1/11).