Kerugian Gerindra jika merapat ke Jokowi

Gerindra akan ditinggalkan pendukungnya pada Pemilu 2024.

Prabowo Subianto menjabat tangan Presiden Jokowi. Antara Foto

Direktur Pusat Studi Konstitusi ( PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari, mengungkapkan kerugian yang akan dialami Partai Gerindra jika merapat ke pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam lima tahun ke depan.

“Ini jadi kerugian. Bayangkan kalau Gerindra ditarik ke dalam kursi pemerintahan, jumlah kursi di parlemen akan terlalu besar. Siapa yang jamin kritik akan punya bunyi ke pemerintahan,” kata Feri dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Selasa, (30/7).

Feri mengatakan, selain parlemen akan tumpul karena minim kritik kepada pemerintah, gabungnya Partai Gerindra ke pemerintah akan rugi karena akan ditinggalkan para pendukungnya yang memilih mereka di pemilihan umum atau Pemilu 2019.

“Ini akan rugi untuk Gerindra. Kalau Gerindra bergabung ke koalisi pemerintah, mereka bisa  kehilangan kesempatan lima tahun kemudian bahwa, pemilihnya tidak akan memilih mereka lagi,” ujar Feri.

Selain Partai Gerindra, kata Feri, kerugian juga akan dialami oleh petahana. Feri menyebut, pemerintah akan bekerja tak optimal lantaran tak ada yang mengkritik di parlemen. Tak hanya itu, Feri menambahkan, anggota koalisi baru biasa sulit diatur dan dipercaya. Bukan tak mungkin malah akan menggoyang kursi pemerintahan Jokowi.