KLB Partai Demokrat tidak cukup untuk geser posisi SBY

SBY dinilai memiliki saham di Partai Demokrat, sehingga estafet kepemimpinan Demokrat mengutamakan keluarga.

AHY, Putra pertama SBY dinilai sebagai replika Ketua Umum Demokrat./Instagram

Konflik internal yang terjadi di Partai Demokrat dinilai pengamat erat kaitannya dengan hasil Pemilu 2019. Sejumlah kader, khususnya kader senior yang berasal dari Partai Demokrat disebut tidak puas dengan kondisi partai berlambang mercy tersebut. 

Peneliti politik Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) Dedi Kurnia Syah menilai, wacana kongres luar biasa atau KLB Partai Demokrat  berkaitan dengan hasil Pemilu yang menempatkan Demokrat sebagai partai minoritas.

"Setiap partai politik (parpol) pasti melakukan evaluasi hasil Pemilu. Demokrat sebagai parpol yang memiliki jejak pemenang ternyata terpuruk di Pemilu 2019. KLB ini sebagai jawaban kader partai menyadari SBY tidak lagi miliki taji elektoral,"  kata Dedi kepada Alinea.id. 

Bahkan Dedi memprediksi KLB bisa menjadi arah untuk memutuskan pensiunnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum sebelum Oktober 2019.

"Oktober dijadikan deadline, karena pemerintahan baru dimulai pada bulan tersebut. Artinya Demokrat ingin ada keputusan strategis sebelum itu. Bisa saja wacana KLB menguat karena ada dua kepentingan yang saling berseberang di tubuh Demokrat. Yakni antara yang ingin tetap berada di oposisi atau bergabung dengan pemerintah," tutur Dedi.