KRI Nanggala hilang kontak, anggota DPR: Terlalu mahal nyawa TNI

Politikus PKS Sukamta sayangkan peristiwa hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402.

Ilustasi kapal selam/Pixabay

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyampaikan, musibah yang menimpa KRI Nanggala-402 menjadi momentum evaluasi bersama terhadap alutsista. Dia secara khusus mendorong pemerintah untuk melakukan pembaharuan dan peremajaan alutsista pertahanan Indonesia.

"Selain untuk menjaga kedaulatan Indonesia, tujuan lainnya ialah agar tidak lagi terjadi kecelakaan-kecelakaan akibat alutsista Indonesia bermasalah sehingga ketika di operasikan menimbulkan korban jiwa. Terlalu mahal harga nyawa Anggota TNI kita," kata Sukamta kepada Alinea.id, Kamis (22/4).

Sukamta mengaku prihatin dan menyayangkan peristiwa hilangnya KRI Nanggala-402, apalagi terjadi pada saat latihan. Pernyataan Sukamta ini cukup beralasan. Secara resmi Kapal KRI Nanggala-402 menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia sejak tahun 1981.

Kapal selam ini merupakan satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat. "Apalagi negara berkewajiban melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Jangan mereka menjadi korban akibat kelalaian peremajaan alutsista kita, justru di saat saat latihan," kata dia.

Di sisi lain, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengajak seluruh masyarakat Indonesia berdoa untuk keselamatan awak KRI Nanggala 402.