Mengukur risiko Amin teken pakta integritas Ijtima Ulama

Langkah pasangan Anies-Muhaimin (Amin) meneken pakta integritas yang diajukan Ijtima Ulama menuai kontroversi.

Langkah pasangan Anies-Muhaimin (Amin) meneken pakta integritas yang diajukan Ijtima Ulama menuai kontroversi. Alinea.id/Afrizal Kurnia

Langkah pasangan calon (paslon) nomor urut 2 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Amin, meneken pakta integritas hasil Ijtima Ulama menuai polemik. Pangkalnya, ada poin yang bertentangan dengan janji politiknya.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Dimas Bagus Arya Saputra, mencontohkan dengan poin 2 pakta integritas. Menurutnya, isi di dalamnya kontradiktif dengan komitmen Amin menjamin kebebasan berekspresi dan menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat.

Keriuhan atas penandatanganan pakta integritas juga ramai di jagat maya, khususnya Twitter (X) dan kanal berita. Berdasarkan hasil amatan Drone Emprit pada 12-18 Desember 2023 dengan memasukkan kata kunci "Ijtima Ulama", didapati 9.820 perbincangan.

"Sentimen positif terhadap Ijtima Ulama ini sangat tinggi, yaitu 85% (8.313). Yang memandatang negatif 10% (1.010)," twit pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, melalui akun pribadi Twitternya, 18 Desember. Sebanyak 497 lainnya bersifat netral.

Ismail melanjutkan, dukungan datang dari berbagai latar belakang masyarakat karena dinilai langkah itu memberikan harapan perubahan. Adapun yang kontra berpendapat, ada kontradiksi antara poin nomor 2 dengan nomor 10 pakta integritas serta Anies kembali menggunakan politik identitas untuk memenangkan kontestasi.