Menteri Pertahanan: Pembela khilafah, silakan keluar dari RI

Persaudaraan Alumni 212, FPI, hingga Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kerap menggelar unjuk rasa untuk mendirikan sistem khilafah.

Persaudaraan Alumni 212, FPI, hingga Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kerap menggelar unjuk rasa untuk mendirikan sistem khilafah. / HTI

Runtutan aksi demonstrasi yang berlangsung beberapa waktu belakangan, diduga turut ditunggangi beberapa pihak. Salah satunya dari pihak yang menginginkan beralihnya dasar negara Indonesia menjadi sistem khilafah islamiyah

Satu yang paling mencolok datang dari sekelompok massa aksi mujahid 212 yang turut ikut meramaikan unjuk rasa pada Sabtu (28/9). Tampak di tengah-tengah aksi mereka turut berkibat bendera Tauhid yang acap menjadi ciri khas demonstrasi yang diinisiasi oleh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ormas-ormas Islam lainnya.

Merespons hal tersebut, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu pun menjatuhkan ultimatum kepada pihak-pihak yang ingin mencoba menggantikan Pancasila dengan sistem khilafah.

"Kalau ada pihak yang mau jadikan negara kita berlandaskan sistem khilafah, sebaiknya keluar dari Indonesia," ujar Ryamizard dalam acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh Agama dan Adat bertajuk 'Jaga Bhineka Tunggal Ika, Siap Bela Negara, Indonesia Rumah Kita' di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (2/10).

Menhan menegaskan bahwa ideologi khilafah hanya berlaku dan dapat diterapkan di Timur Tengah saja, tapi bukan Indonesia. Sebab, Indonesia wajib menjadi rumah Pancasila.