Mudarat koalisi gemuk kabinet pemerintahan mendatang

Tidak ada jaminan partai-partai pendukung akan terus kompak dan mendukung pemerintahan.

Jokowi dan Prabowo bersalaman pada debat terakhir yang berlangsung akhir pekan (13/4).Alinea.id

Kendati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih harus menunggu putusan sidang sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK), beberapa pihak mulai membicarakan kemungkinan yang terjadi. Salah satunya, koalisi gemuk dalam kabinet pemerintah terpilih ke depan.

Pakar Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth mengutarakan, untuk menyusun kabinet yang ramping dinilai sulit bagi pemerintah terpilih. Terutama bila pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) Ma'aruf Amin menang.

Koalisi yang beragam akan menjadi tantangan bagi pasangan nomor urut 01 mengingat kemungkinan dua partai pendukung pasangan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno, yakni PAN dan Demokrat merapat. Walhasil, koalisi yang gemuk dan tidak sehat akan lahir dan dampaknya adalah kestabilan pembangunan.

"Padahal seharusnya pemerintah harus dapat melihat prioritas dan kepentingan nasional untuk mencapai Indonesia yang stabil dan sejahtera. Itu yang harus jadi acuan," kata Adriana kepada Alinea.id.

Apabila ingin melahirkan kestabilan, pemerintah terpilih tidak lazim memberikan oposisi atau partai politik (parpol) di luar pendukungnya pada Pilpres 2019 masuk dalam kabinet.