PDI-P: Tidak ada luka lama Bu Mega

Intervensi Megawati dikabarkan menjadi penyebab Partai Demokrat tak diajak bergabung di kabinet Jokowi.

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (kanan) meninggalkan lokasi usai menghadiri pelantikan presiden dan wapres periode 2019-2024 kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10). /Antara Foto

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI-Perjuangan Ahmad Basarah menepis isu yang menyebut ada intervensi dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam penyusunan komposisi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Intervensi itu ditengarai yang membuat Partai Demokrat tak diajak masuk ke dalam kabinet. 

"Tidak ada itu luka lama Bu Mega. Jadi, Pak Jokowilah yang memiliki hak prerogatif. Tentu, beliau punya pertimbangan untuk menentukan partai mana saja yang diajak bergabung di kabinet dan partai yang tidak diajak gabung," ujar Basarah di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

Luka lama yang dimaksud Basarah muasalnya dari perhelatan Pilpres 2004. Ketika itu, Megawati dikabarkan berang karena Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Kooordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dan maju jadi calon presiden.  

SBY, yang ketika itu berpasangan dengan Jusuf Kalla, sukses mempecundangi pasangan Megawati-Hasyim Muzadi. Lima tahun berselang, Megawati kembali mencoba peruntungan dengan menggandeng Prabowo di ajang Pilpres 2009. 

Kali itu, SBY yang berpasangan dengan Boediono justru menang telak dengan raupan suara nasional lebih dari 60%. Sejak saat itu, Megawati dikabarkan tidak pernah akur dengan SBY.