Pemerintah didesak moratorium pengiriman TKI ke Malaysia

Pemerintah diminta moratorium pengiriman TKI sekaligus mengevaluasi dan mengusut tuntas pengiriman TKI Ilegal.

Sejumlah TKI dari Malaysia mengantre saat memasuki Gedung PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jumat (27/3/2020). Foto Antara/Agus Alfian

Ketua Umum Serikat pekerja Informal, Migran dan Pekerja Profesional Indonesia (SP IMMPI), William Yani Wea menyebut, kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri masih menjadi momok yang mengkhawatirkan. Pemerintah diminta moratorium pengiriman TKI sekaligus mengevaluasi dan mengusut tuntas pengiriman TKI Ilegal. 

Menurutnya, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan kekerasan fisik yang dialami warga Nusa Tenggara Timur (NTT) di Malaysia beberapa waktu lalu adalah bukti masih lemahnya perlindungn hukum bagi para TKI. Khususnya TKI asal NTT yang hampir setiap tahun menjadi korban kematian yang disebabkan oleh aksi kekerasan. 

"Kami minta moratorium pengiriman TKI ke Malaysia. Bentuk satgas khusus gabungan semua unsur, kenapa korban kematian TKI dari NTT terjadi setiap tahun. Kami minta Jangan ada lagi peti jenaxah yang dikirimkan ke NTT dari Malaysia," ujar William dalam keterangannya, Rabu (23/2).

William menilai, pengiriman TKI asal NTT ke Malaysia sudah menjadi perdagangan manusia atau human tracking. Salah satu buktinya bisa terlihat dari catatan Kedubes RI di Malaysia terkait jumlah kematian selama empat bulan yang mencapai 46 TKI dan semuanya berasal NTT tanpa adanya dokumen resmi. 

"Usut tuntas melalui jalur mana sampai ratusan orang dari NTT setiap tahun bisa menjadi TKI Ilegal," ucapnya.