Pengamat : Istilah politik genderuwo puncak kekesalan Jokowi

"Mungkin karena beliau sangat kesal, melihat kondisi politik yang dipenuhi dengan tuduhan yang tidak berdasar."

Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/11)./Antara Foto

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai sindiran 'politik genderuwo' merupakan puncak kekesalan Presiden Jokowi selama ini. 

Menurutnya, selama ini Jokowi merasa telah berusaha melakukan kinerja dengan baik. Hanya saja, lawan-lawan politiknya terus melancarkan serangan dengan isu-isu yang tak berdasar.

"Oleh karena itu Jokowi mengutarakan kekesalannya (dengan menggunakan istilah-istilah, seperti 'Politik Kebodohan',  'Politik Sontoloyo' dan 'Politik Genderuwo'," kata Ujang melalui sambungan telepon kepada reporter Alinea.id, Jumat (9/11). 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini mengatakan, Jokowi memiliki perbedaan dari para politisi lain yang berasal dari Jawa. Menurutnya, politisi Jawa biasanya memiliki karakter yang tenang, kalem, dan santai. Ia jarang menggunakan istilah yang dapat menimbulkan polemik.

Ujang mencontohkan mantan presiden Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jarang melontarkan hal kontroversial.