Kepuasan terhadap Jokowi menurun, pengamat: Reshuffle menteri ekonomi dan politik

Menurunnya kinerja Presiden Jokowi tak lepas dari kinerja menterinya yang buruk.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada menteri dan kepala badan dalam sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/4/2022). Foto: Twitter @jokowi.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, menurunnya kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lepas dari kinerja menterinya yang buruk. Jamiluddin menilai perombakan kabinet atau reshuffle tak bisa dielakan lagi demi meningkatkan kinerja Jokowi.

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis kinerja Presiden Jokowi mengalami penurunan dari 72% pada Desember 2021 menjadi 58,1% pada Mei 2022.

Menurut Jamiluddin, penurunan kinerja itu tentu tidak mengejutkan. Sebab, tekanan ekonomi sangat dirasakan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Selain itu, pelaku usaha mikro juga mengalami kesulitan karena tidak stabilnya harga kebutuhan bahan pokok. Hal itu membuat ketidakpastian dalam berusaha.

"Masyarakat juga merasakan menurunnya kebebasan berpendapat. Ada kehawatiran untuk menyatakan pendapat, termasuk di media sosial. Semua itu membuat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi. Karena itu, sudah saatnya Jokowi melakukan resuffle kabinetnya," ujar Jamiluddin dalam keterangannya, Selasa (17/5).

Jamiluddin mengatakan, reshuffle kabinet dapat dilakukan untuk bidang ekonomi dan politik. Di bidang ekonomi,  kata dia, kabinet Jokowi perlu penyegaran agar dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.