PKS sebut stafsus milenial Jokowi pemborosan

PKS akan mengawasi kinerja tujuh staf khusus Jokowi dari kalangan milenial.

Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf saat diperkenalkan di halaman tengah Istana

Anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangka tujuh staf khusus (stafsus) dari kalangan milenial sebagai sebuah pemborosan. Apalagi, Jokowi saat ini telah dibantu oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam merumuskan kebijakan pemerintah. 

"Mungkin, menurut Presiden, tujuh orang ini punya kapasitas. Ya, menurut saya, enggak masalah. Yang saya permasalahkan jumlah stafsus yang banyak ini. Tupoksinya apa? Roadmap pekerjaannya seperti apa?" kata Mardani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/11).

Lebih jauh, Mardani menyayangkan jika tugas status milenial Jokowi nantinya sama dengan tupoksi KSP. Ia menilai, para stafsus milenial itu potensial hanya jadi aksesoris di lingkaran Istana. 

"Kalau enggak ada tupoksi yang jelas, pendapat saya, ini aksesoris dan sayang. Orang-orang bagus jadi aksesoris kan sayang. Padahal, mereka bisa lebih dari itu," jelas Mardani.

Mardani mengatakan, PKS akan mengawasi kinerja para stafsus muda Jokowi itu. Jika dalam seratus hari mereka tidak menunjukkan kinerja yang ciamik, Mardani mengatakan, patut diduga penunjukan mereka hanya sebatas bagi-bagi kue kekuasaan.