close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warganet koreksi surat Stafsus Milenial Presiden RI kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia viral/Foto Twitter
icon caption
Warganet koreksi surat Stafsus Milenial Presiden RI kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia viral/Foto Twitter
Nasional
Senin, 09 November 2020 12:07

Ombudsman: Presiden Jokowi perlu tegur dan evaluasi stafsus milenial

Kesalahan Stafsus Milenial Jokowi memunculkan potensi malaadministrasi.
swipe

Anggota Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan, Staf Khusus Presiden Jokowi tidak memiliki kewenangan eksekutif yang bersifat memerintah. Pernyataan tersebut merespons penerbitan surat perintah oleh Staf Khusus Presiden Aminuddin Ma’ruf kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (DEMA PTKIN).

“Staf khusus bisa saja menerima dan berdialog dengan pengurus DEMA PTKIN. Namun, tidak bisa menerbitkan surat yang isinya perintah. Surat yang sifatnya berisi perintah itu lazimnya diterbitkan dalam hubungan koordinasi atasan dan bawahan. Sementara hubungan staf khusus dengan DEMA PTKIN ini kan setara,” ujarnya secara tertulis, Senin (9/11).

Di sisi lain, Adrianus mengatakan, ada beberapa hal yang disorot dari surat tersebut. Di antaranya kewenangan stafsus dalam menerbitkan surat, salah ketik, dan penggunaan dasar hukum yang kurang tepat. Menurutnya, kesalahan tersebut memunculkan potensi malaadministrasi.

Terlebih, jelasnya, yang berwenang menerbitkan surat perintah atau penugasan adalah pimpinan dari satuan kerja, bukan stafsus yang secara administratif bertanggung jawab kepada Sekretariat Kabinet sebagaimana diatur Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2012 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2018.

“Kesalahan mendasar seperti ini harusnya tidak boleh terjadi. Kesalahan ini seperti mengulang kejadian sebelumnya, di mana terjadi pelanggaran administrasi surat menyurat oleh staf khusus presiden yang dilakukan oleh Andi Taufan Garuda Putra, dengan mengirimkan surat kepada camat di seluruh Indonesia. Kesalahan tersebut dapat berpengaruh pada kehormatan Presiden,” katanya.

Kesalahan berulang administrasi surat-menyurat ini, tambah Adrianus, mengindikasikan stafsus presiden kurang memahami tata kerja dari instansi atau lembaga pemerintah serta asas-asas umum pemerintahan yang baik. Karenanya, Ombudsman bersedia memberikan pelatihan.

Di sisi lain, mengingat kejadian yang dilakukan oleh stafsus tidak hanya sekali, maka Ombudsman meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan evaluasi terkait keberadaan dan fungsi mereka.

“Presiden perlu melakukan evaluasi dan memberikan teguran kepada Amirudin Ma’ruf selaku staf khusus. Sehingga ke depan kejadian serupa tidak terulang kembali dan keberadaan staf khusus bisa memberikan peran yang konkret dan image positif bagi Presiden, bukan sebaliknya,” jelasnya.

Sebelumnya, beredar Surat Perintah Nomor: Sprint-054/SKP-AM/11/2020. Dalam surat tersebut, Aminuddin memerintahkan sembilan petinggi DEMA PTKIN dari berbagai kampus untuk menghadiri pertemuan dengan Staf Khusus Presiden.

Agenda itu dalam rangka penyerahan rekomendasi sikap terkait Undang-Undang Cipta Kerja yang dilaksanakan, Jumat (6/11), di Gedung Wisma Negara, Jakarta.

 

 

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan