Sindir Jokowi soal mundurnya dua stafsus, PKS: Yang salah jenderalnya

PKS kritik Presiden Jokowi terkait mundurnya dua stafsus milenial.

Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia dan Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma'ruf ketika diperkenalkan.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengapresiasi langlah dua Staf Khusus (stafsu) Milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundurkan diri di tengah polemik yang terus mendera keduanya.

Sebelumnya Stafsus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara mengundurkan diri setelah perusahaannya, Ruangguru menjadi salah satu mitra dalam program Kartu Prakerja. Menyusul Belva, kini giliran Andi Taufan Garuda Putra ikut mundur.

Mundurnya Andi berkaitan dengan kontroversi surat berkop Sekretaris Kabinet (Setkab) yang ditujukan kepada para camat di berbagai daerah untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpinnya, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

"Pertama saya apresiasi langkah mundurnya mereka berdua. Namun, kita perlu lihat apakah mundurnya mereka dilandasi dengan tekanan publik," kata Mardani saat dihubungi, Jumat (24/4).

Anggota Komisi II ini mengatakan, sebenarnya dalam hal ini bukan stafsus milenial yang patut dikritisi. Melainkan Presiden Jokowi sebagai orang yang mempercayai mereka akan jabatannya sebagai stafsus.