Gerus elektabilitas, Prabowo sebaiknya tak pilih Cak Imin jadi cawapres

Gerindra dan PKB bersepakat membangun koalisi. Namun, belum menetapkan pasangan capres-cawapres hingga kini.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, usai melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, pada Sabtu (18/6/2022). Foto Antara/Muhammad Adimaja

Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, disarankan berhati-hati dalam mencari figur calon wakil presiden (cawapres) dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dianjurkan tidak memilih Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Kalau tidak bisa menaikkan elektabilitas pasangannya, [cawapres] minimal tidak menurunkan," ucap Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, dalam paparan risetnya secara daring, Senin (24/10). "Kalau [Prabowo] mau menang, hati-hati pilih cawapres. Dipikir-pikir lagilah." 

Menurutnya, tingkat keterpilihan Prabowo bakal menurun apabila berpasangan dengan Cak Imin. Ini terkonfirmasi dalam hasil survei SPIN dalam skenario 2-3 pasang pada Pemilu 2024.

Dalam simulasi 2 pasang, raihan suara Prabowo lebih kecil saat berduet Cak Imin (49,6%) daripada menggandeng Menteri BUMN, Erick Thohir (61,9%). Raihan suara Prabowo-Cak Imin juga lebih rendah dibandingkan Prabowo-Erick, yang masing-masing mendapatkan 31,7% dan 34,8%.

Igor menerangkan, Cak Imin cenderung menjadi "duri dalam daging" bagi Prabowo lantaran kerap melontarkan pernyataan-pernyataan arogan dan pongah.