Saat Budiman "mencuci dosa" HAM Prabowo 

Budiman kini vokal membela Prabowo Subianto, sosok yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus penculikan aktivis jelang jatuhnya Orde Baru.

Calon presiden Prabowo Subianto (kiri) bersalaman dengan eks politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko. Foto dok. Gerindra

Tak seperti Pilpres 2019, mantan aktivis hak asasi manusia (HAM) dan pegiat demokrasi, Budiman Sujatmiko kini berada di barisan pendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Setelah resmi dipecat PDI-Perjuangan, Budiman kini diangkat jadi Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. 

Dalam debat perdana Pilpres 2024 yang dihelat di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12), Budiman terlihat menduduki salah satu kursi di barisan depan area pendukung Prabowo-Gibran. Kompak dengan pasangan jagoannya, Budiman juga mengenakan kemeja biru khas Prabowo-Gibran. 

Kehadiran Budiman sempat disinggung Prabowo di salah satu sesi debat. Ketika itu, Prabowo sedang diserang Ganjar Pranowo, capres yang diusung PDI-P. Sebagaimana "tradisi" di tiap hajatan pilpres, dengan bahasa bersayap, Ganjar mempertanyakan soal dugaan keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan dan penghilangan sejumlah aktivis jelang berakhirnya era Orde Baru. 

Ganjar menanyakan dua hal. Pertama, sikap Prabowo menyoal perlu atau tidaknya pengadilan HAM adhoc dibentuk guna menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Kedua, Ganjar meminta bantuan Prabowo untuk menemukan kuburan 13 aktivis dan warga yang diculik dan hilang pada 1998. 

Prabowo berdalih bosan menanggapi pertanyaan soal dugaan keterlibatannya dalam penculikan para aktivis. Pada tanggapan perdana, ia sama sekali tak menjawab pertanyaan Ganjar. Tak puas, Ganjar menyebut Prabowo tak tegas. Prabowo terpantik emosinya.