Survei capres-cawapres, latar belakang ideologi pengaruhi elektabilitas

Prabowo masih mengungguli bursa calon presiden.

Ilustrasi deklarasi calon presiden Pilpres 2024. Alinea.id/Aisya Kurnia Dewi

Survei nasional Center for Indonesian Reform (CIR) bekerja sama dengan Datasight Indonesia menunjukkan bahwa komposisi latar belakang ideologi politik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sangat berpengaruh.

Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan tingkat keterpilihan (elektabilitas) calon presiden tertentu bila dipasangkan dengan calon wakil presiden dari berbagai latar belakang ideologi.

Berdasarkan hasil survei CIR yang melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon presiden masih terbilang tinggi. Elektabilitas Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Puan Maharani bahkan terkalahkan. Namun, elektabilitas Prabowo berubah saat disandingkan dengan tokoh lain yang memiiliki latar belakang ideologi berbeda.

Awalnya, CIR dan Datasight Indonesia coba menanyakan kepada responden nama-nama tokoh yang layak menjadi calon presiden dan calon wakil presiden. Selanjutnya dari nama-nama tersebut dibuat beberapa simulasi pasangan calon berdasarkan ideologi dan latar belakang dukungan sosial politik masing-masing tokoh. Hasil survei menunjukan perubahan elektabilitas yang beragam.

"Artinya partai ataupun tokoh yang ingin maju sebagai calon presiden dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang harus memperhatikan betul latar belakang ideologi politik calon pasangannya. Karena kalau salah memilih maka elektabilitasnya bisa terjun bebas," kata Direktur Datasight Indonesia, Radhiatmoko dalam paparan hasil survei nasional tentang Simulasi Keterpilihan Pasangan Capres dan Cawapres 2024 yang diterima Alinea.id, Kamis (13/1).