Survei SMRC singgung Jokowi 3 periode, Benny K Harman: Ini enggak betul

Janganlah memanipulasi demokrasi dan kehendak rakyat supaya Jokowi bisa tiga periode. 

Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin didampingi Mendagri Tito Karnavian, Gubernur dan Wagub Sulteng terpilih melakukan prosesi kirab dari Istana Merdeka menuju Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/06/2021). (Foto: Humas Setkab/Agung)

Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman, mengatakan, berapa pun responden yang menghendaki Joko Widodo jadi calon presiden (capres) lagi untuk ketiga kalinya, itu tak bisa dijadikan alasan. Apalagi, ujarnya, jika survei mengatasnamakan demokrasi, mendukung atau mengkampanyekan Jokowi menjadi presiden lagi.

"Apa pun hasil survei ini, apa pun kehendak rakyat, apa pun hasilnya apakah 85% atau 90% yang menghendaki Jokowi menjadi presiden lagi, yang menghendaki UUD 45 diubah, apalagi perubahan itu dilakukan hanya untuk meng-goal-kan Jokowi jadi presiden tiga periode, ini adalah sebuah mekanisme yang cacat secara konstitusi," tegasnya saat diskusi virtual, Minggu (20/6).

Benny mengatakan itu merespons survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebut 74% responden setuju masa jabatan presiden hanya dua periode dan masing-masing selama lima tahun. Sedang 13% responden berpendapat UUD 45 terkait masa jabatan presiden perlu diubah.

Namun, Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando mengatakan, ada perbedaan saat ditanya setuju atau tidak Presiden Jokowi mencalonkan lagi untuk ketiga kalinya pada Pilpres 2024. Menurut hasil survei SMRC, 40,2% responden setuju Jokowi maju lagi.

"Sementara 52,9% tidak setuju. Artinya tetap mayoritas mengatakan tidak setuju, tapi angkanya lebih rendah daripada 74% yang tadi bilang bahwa sebaiknya masa kepemimpinan presiden dibatasi dua kali saja," ujar Ade.