Tidak ada baliho Prabowo, Pengamat: Popularitas sudah mentok

"Kalau melihat seperti Airlangga, Puan, Muhaimin, itu, kan, popularitasnya rendah jika dibandingkan dengan nama besar seperti Prabowo."

Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Dokumentasi Kemenhan

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai, tidak adanya baliho Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, belakangan ini menunjukkannya tengah sibuk bekerja sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya, karena bagi dia, kerja sebagai menhan (menteri pertahanan) apalagi setelah disorot panjang jadi penting. Prabowo harus membuktikan kepada publik, bahwa sebagai menteri dia bisa bekerja," ucapnya saat dihubungi Alinea.id, Jumat (6/8).

Adi melanjutkan, sudah tidak penting lagi bagi Prabowo untuk gencar memublikasikan dirinya melalalui berbagai media, seperti baliho dan spanduk. Pangkalnya, elektabilitas mantan Danjen Kopassus ini sudah tinggi.

"Yang memanfaatkan momentum sekarang itu, kan, rata-rata bagian dari upaya meningkatkan popularitasnya. Kalau melihat seperti Airlangga, Puan, Muhaimin, itu, kan, popularitasnya rendah jika dibandingkan dengan nama besar seperti Prabowo. Nah, Prabowo ini popularitasnya mentok," tuturnya.

"Baliho-spanduk itu enggak ada gunanya. Semua orang sudah kenal Prabowo. Makanya, dia tidak terlampaui narsis, misalnya menggunakan momentum seperti Olimpiade atau apa pun yang terkait dengan pandemi, selalu memberikan ceramah-ceramah politik untuk selalu prokes dengan baliho atau apa," imbuh dia.