sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bapanas memproyeksikan surplus beras 2023 sebesar 5,49 juta ton

Surplus itu penjumlahan dari surplus tahun ini ditambah akumulasi surplus pada 2022 sebesar 4,06 juta ton.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Jumat, 03 Mar 2023 16:41 WIB
Bapanas memproyeksikan surplus beras 2023 sebesar 5,49 juta ton

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksikan produksi padi tahun 2023 mencapai sebesar 55,4 juta ton gabah kering giling. Jumlah ini setara 32,39 juta ton beras. Setelah dikurangi konsumsi sebesar 30,97 juta ton ada surplus 1,42 juta ton beras.

Menurut Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono, surplus total diperkirakan mencapai 5,49 juta ton beras di akhir 2023. Jumlah itu setelah menambahkan surplus akumulatif tahun lalu sebesar 4,06 juta ton beras.

Maino menjelaskan, angka 4,06 juta ton beras itu merupakan hasil survei Bapanas bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Stok beras di Desember 2022 itu memang lebih kecil dibandingkan hasil Survei Cadangan Beras Nasional tahun 2022. 

"Badan Pangan Nasional telah melaksanakan survei stok beras yang ada di masyarakat bekerja sama dengan BPS. Estimasi kita stok beras yang ada di masyarakat 4,06 juta ton," kata Maino dalam Alinea Forum bertajuk "Efektivitas SPHP Sebagai Stabilisator Pasokan dan Harga Beras, Jumat (3/3).

Hasil survei sebelumnya menunjukkan, posisi per akhir Juni 2022 tercatat stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton. Angka surplus itu, kata Maino, menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam melaksanakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui operasi pasar umum.

"SPHP ini akan berjalan sepanjang tahun, Januari sampai Desember. Tentu, dengan berbagai catatan. Di mana ada bulan-bulan tertentu akan sangat selektif, seperti saat ini di awal Maret sudah masuk panen raya," kata Maino.

Maino juga menjelaskan, SPHP diperlukan untuk mengendalikan harga beras agar tidak menjadi penyumbang inflasi. Sejak 2019 atau 4 tahun terakhir, kata dia, pada tahun 2022 lalu beras menjadi penyumbang inflasi yang tinggi. 

Pada tahun 2022, kata Maino, sejak Juli sampai akhir tahun beras menjadi penyumbang inflasi. Harga beras naik tinggi sejak Juli sampai akhir tahun. "Meskipun sekarang cenderung melandai, namun harga beras tetap tinggi," ujar dia.

Sponsored

Ia juga menjelaskan, beras operasi pasar yang terserap dalam dua bulan terakhir, yakni Januari-Februari 2023, lebih dari 300 ribu ton. "Mungkin karena kondisi harga masih tinggi dan panen raya belum serempak, sehingga pengeluaran SPHP beras masih tinggi,” ucapnya.

Bapanas, jelas dia, sudah menugaskan Bulog untuk melakukan stabilisasi harga beras secara selektif. Pada saat yang sama, kata dia, Bulog juga menyerap beras dan gabah domestik, yang diperkirakan bulan ini panen raya dan ada surplus besar.

Berita Lainnya
×
tekid