sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Baru melantai di BEI, saham Indointernet kena auto-reject atas

Emiten berkode EDGE ini menawarkan 80,81 juta saham perseroan ke publik.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 08 Feb 2021 10:02 WIB
Baru melantai di BEI, saham Indointernet kena auto-reject atas

PT Indointernet Tbk. (EDGE) resmi melakukan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/2). Indointernet menjadi perusahaan ke tujuh yang mencatatkan sahamnya di BEI tahun ini dan menjadi perusahaan ke 720 di BEI. Perusahaan ini merupakan perusahaan kedua milik Otto Toto Sugiri yang melantai di BEI, setelah PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang melantai di BEI bulan lalu.

Dalam pencatatan perdana ini, emiten berkode EDGE ini menawarkan 80,81 juta saham perseroan ke publik, atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan, setelah penawaran perdana saham (initial public offering atau IPO).

Saham EDGE ditawarkan dengan harga Rp7.375 per saham. Dengan harga tersebut, EDGE mencatatkan nilai emisi sebesar Rp595 miliar. Dalam IPO ini, EDGE menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham emiten penyedia pusat data atau data center dan konektivitas ini dibuka naik 20% menyentuh batas auto-reject atas, ke harga Rp8.850 per saham.

Direktur Utama Indointernet Djarot Subiantoro mengatakan, perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk investasi infrastruktur dan perangkat data center. Lebih rinci, penyediaan pusat data akan dikembangkan melalui salah satu entitas anak perseroan, yaitu PT Ekagrata Data Gemilang, untuk pembangunan Edge Data Center dan pengembangan selanjutnya.

"Tujuan dari pembuatan pusat dara ini untuk menghubungkan konsumen akhir kepada pusat pengolahan data secara mudah dan dinamis, dengan kemampuan memberikan waktu respons yang lebih singkat," kata Djarot, Senin (8/2).

Hingga saat ini, perseroan telah mengoperasikan beberapa pusat data di lokasi pusat bisnis dan sebuah pusat data edge baru yang telah dibangun dan mulai beroperasi tahun ini.

"Sedangkan penyediaan konektivitas akan dikembangkan melalui pembelian perangkat untuk pengembangan digitalisasi network HSX, yang dapat digunakan pelanggan untuk interkoneksi ke berbagai layanan pusat data dan cloud di Indonesia," ujar Djarot.

Sponsored

Djarot menilai, bisnis pusat data dan interkoneksi memiliki potensi yang besar, karena perubahan yang terjadi saat ini dan ke depan yang berupa ekonomi digital, telah membawa perubahan di berbagai aspek usaha.

Untuk diketahui, EDGE memulai kegiatan usahanya pada 1994 sebagai penyedia jasa internet atau ISP swasta komersial pertama di Indonesia. Sejak itu, EDGE telah menyediakan layanan berbasis internet dan jasa komunikasi kepada perorangan dan korporasi atau organisasi bisnis selama lebih dari 25 tahun, dengan tetap fokus sebagai penyedia jasa infrastruktur digital untuk konektivitas dan pusat data.

Berita Lainnya
×
tekid