sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BEI pangkas waktu pembuatan rekening efek

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan simplifikasi sistem pembukaan rekening efek pada kuartal II-2019.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 24 Jan 2019 17:05 WIB
BEI pangkas waktu pembuatan rekening efek

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan simplifikasi sistem pembukaan rekening efek pada kuartal II-2019. Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi menyatakan dengan simplifikasi ini, pembukaan rekening dari 14 hari akan dikurangi menjadi satu hari saja. Hal ini dilakukan untuk menambah jumlah investor di pasar modal.

"Hambatan investasi selama ini di pembukaan rekeningnya. Orang masih malas. Simplifikasi nanti buka rekening bisa pakai internet, selfie dengan face recognition (pengenalan wajah). Sekarang masih piloting (uji coba), OJK mau lihat dulu," ujar Fithri di Jakarta, Kamis (24/1).

Fithri mengatakan manajemen BEI pun kini tengah mematangkan proses simplifikasi efek agar nantinya rekening bisa dibuka hanya melalui ponsel pintar. Sistem simplifikasi efek kedepannya dapat diadopsi oleh perusahaan-perusahaan efek.

"OJK sudah drafting. Kita siapkan juga cloud system-nya. Jadi nanti kita dorong juga para anggota bursa (AB)," pungkasnya.


Keamanan siber

Sementara itu, BEI juga menekankan pentingnya peningkatan keamanan siber (cyber security) di era digitalisasi saat ini. Sebab, seiring perkembangan teknologi yang pesat, serangan siber (cyber attack) juga turut meningkat. 
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengataka Indonesia patut mencontoh Finlandia yang mampu menjadi cyber security terbaik di dunia. Finlandia, kata dia, terkenal dengan cyber security strategi yang sangat canggih.

"Di era abad 21 ini, kita tak hanya harus belajar di China," katanya.

Menurutnya, Indonesia tak bisa lagi hanya memegang paradigma sebagai negara besar dengan angkatan bersenjata dan kepolisian luar biasa. Saat ini, sudah saatnya meningkatkan keamanan siber.

Sponsored

"Percuma negara yang besar, kalau rentan terhadap cyber security, maka itu akan lemah," katanya. 

Inarno juga mengutip pernyataan tokoh dunia, Jack Ma, dalam acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Pemilik Alibaba tersebut bilang bahwa revolusi teknologi jika tidak diikuti dengan seksama bisa mengakibatkan perang dunia ketiga. 

"Jadi inilah pentingnya menguatkan cybersecurity dari serangan siber yang semakin meningkat. Ini untuk lindungi data dari ancaman akses ilegal maupun ancaman lainnya yang bisa ganggu industri pasar modal," kata dia. 

BEI sendiri, lanjutnya, terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi namun tetap memperhatikan keamanan siber. "Sejak 2012 BEI menadapatkan ISO 2700, sehingga diharapkan bisa beri layanan terbaik dengan perhatikan keamanan siber," katanya. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid