sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inovasi Balitbangtan dongkrak produksi padi di Cianjur

Pemkab Cianjur menargetkan produksi padi pada 2021 sebesar 900.000 ton. Realisasinya sudah mencapai 720.000 ton.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 08 Okt 2021 15:06 WIB
Inovasi Balitbangtan dongkrak produksi padi di Cianjur

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur optimistis target produksi 900.000 ton padi pada 2021 dapat terealisasi agar menjadi lumbung di Jawa Barat (Jabar). Keyakinan kian membesar karena realisasinya sudah mencapai 720.000 ton (sekitar 80%) dari target.

"Di sisa waktu yang tinggal empat bulan terakhir ini produksi padi dinilai bagus dan tinggi, maka dipastikan Kabupaten Cianjur overtarget sehingga diharapkan bisa mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat dan dapat dipastikan bisa menyuplai beras kabupaten lain," ucap Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Pemkab Cianjur, Budi Rahayu Thoyib, Kamis (7/10).

Luas lahan tanam di Cianjur mencapai 67.000 ha, yang terdiri dari 40.000 ha sawah irigasi dan sisanya lahan tadah hujan. Itu menjadikannya terluas kedua di "Bumi Pasundan" setelah Kabupaten Sukabumi.

Tingginya produksi padi di "Kota Santri" tidak lepas dari peran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kementan) yang mengadakan kegiatan demplot varietas unggul baru (VUB) padi khusus/spesifik lokasi di lahan seluas 10 ha. Demplot dilakukan di dua lokasi, Kecamatan Bojongpicung dan Warungkondang, masing-masing seluas 5 ha.

Pada demplot di Desa Cibarengkok, Bojongpicung, ditanam empat varietas, yaitu Inpari 42, Inpari 43, Inpari Digdaya, dan Siliwangi. Sementara itu, demplot di Desa Sukamulya, Warungkondang, ditanam varietas Mantap, Inpari 45 Dirgahayu, dan Siliwangi, yang ditanam pada 21 Juni 2021.

Di kedua lokasi tersebut juga dilakukan kegiatan pertanaman displai pada luasan 0,5-1 ha sebanyak 10 varietas, yakni Jeliteng, Baroma, Tarabas, Pamera, Pamelen, Inpari IR Nutrizinc, Mantap, Inpari 45 Dirgahayu, Inpari Digdaya, dan Inpari 32 HDB. Pertanaman juga dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1.

Melansir situs web Balitbangtan, Budi menilai, adanya demplot 13 VUB padi di Desa Sukamulya membuat petani memiliki banyak pilihan dalam budi daya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menjadi penanggung jawab program tersebut.

Di sisi lain, dirinya mengakui, alih fungsi lahan semakin tidak terkendali. Karenanya, Pemkab Cianjur bertekad mengembangkan sawah bukaan lahan baru dan peningkatan status dari lahan tadah hujan menjadi sawah irigasi teknis, yang ditargetkan seluas 1.000 ha.

Sponsored

Terkait angka kerdil (stunting) di Cianjur yang masih tinggi, Budi berharap, varietas padi Inpari IR Nutri zink terus dikembangkan dan dikonsumsi masyarakat. Dengan demikian, kasus dapat terus ditekan.

Sementara itu, Kepala BB Padi, Yudi Sastro, menyatakan, program demplot VUB padi mendapat dukungan dari Pemkab Cianjur, Dinas Pertanian (Distan), petani, dan para pemangku kepentingan. Diharapkan hasil inovasi yang telah diterapkan selama ada program demplot bisa terus berkelanjutan dan petani diminta mengimplementasikannya di lapangan.  

Dirinya pun mengakui, lahan pertanian di Cianjur luas dan subur. Ini tecermin dari performa varietas Mantap yang mampu menghasilkan 9,8 ton/ha gabah kering panen (GKP).

Anggota Komisi IV, Budhy Setiawan, mengamini pernyataan tersebut. Katanya, pertanian di Cianjur harus banyak menerapkan teknologi mulai dari prapanen, perbenihan, hingga pascapanen. Itu harus digalakkan lantaran peralihan lahan pertanian tergolong tinggi.

Dia mengingatkan, Indonesia kini memasuki masa bonus demografi, di mana usia 60% adalah usia muda. Jika generasi muda beranak pinak, maka pertambahan kebutuhan lahan untuk rumah kian banyak sehingga risiko alih fungsi lahan pertanian makin tinggi.

"Oleh karena itu, kita harus tingkatkan produktivitas karena sedikitnya lahan upaya untuk memehuni kecukupan pangan salah satunya dengan meningkatkan produktivitas dengan teknologi pengolahan lahan, perbenih, dan pascapanen. Meningkatkan produktivitas per hektare akan mengimbangi hilangnya lahan pertanian ke non-pertanian," tuturnya.

Budhy juga mengajak hasil-hasil penelitian Balitbangtan terus didorong dan diterapkan di lapangan serta disosialisasikan sehingga petani melihat buktinya langsung, yang dapat menaikkan produktivitas saat ini rata-rata 6 ton/ha.

Berita Lainnya
×
tekid