sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kenaikan dollar AS ditanggapi beragam oleh emiten

Meski demikian, tak semua emiten diuntungkan. Ada juga yang mengeluhkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 24 Mei 2018 14:41 WIB
Kenaikan dollar AS ditanggapi beragam oleh emiten

Penguatan nilai mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah tak selamanya buruk. Perkasanya mata uang Negeri Paman Sam itu membawa berkah bagi sejumlah emiten.

Berdasarkan data Bloomberg, pada sesi perdagangan pagi, nilai tukar dibuka pada level Rp14.192 per dollar AS. Rentang perdagangan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah berada dikisaran Rp14.147-Rp 14.213 per dollar AS. Nilai tukar rupiah sudah mengalami depresiasi lebih dari 4%.  

Salah satu emiten yang merasakan berkah dari melemahnya rupiah adalah PT Panorama Sentrawisata Tbk. (PANR). Emiten di bidang pariwisata ini sedang giat mendatangkan wisatawan asing ke dalam negeri. Melemahnya rupiah diperkirakan berdampak positif terhadap keinginan wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.

Corporate Secretary Karsono Probosetio mengatakan penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat akan mendorong turis asing berbelanja di Indonesia lantaran lebih murah.

"Perubahan kurs rupiah yang sekitar Rp 14.100 memberikan dampak positif pada pilar usaha inbound. Dimana market inbound adalah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, tentunya hal ini mengakibatkan wisata ke Indonesia menjadi lebih murah," ungkapnya melalui pesan singkatnya kepada Alinea, Kamis (24/5).

Produsen dan eksportir olahan udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. juga menadah untung dari naiknya dollar AS  terhadap rupiah.  Menurut Presiden Direktur PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. Martinus Soesilo, pelemahan Rupiah terhadap dollar AS membawa dampak positif bagi perseroan. "Kami 100% ekspor jadi lebih menguntungkan," ujarnya. 

Selain itu, semua revenue dan borrowing perseroan dalam bentuk dollar AS, jadi perseroan tidak memiliki risiko atas fluktuasi nilai tukar.

Produsen dan eksportir olahan udang ini, memiliki dua kompleks pabrik pengolahan udang di Situbondo, Jawa Timur dan Tarakan, Kalimantan Utara. Ada dua jenis udang yang menjadi garapannya, yakni udang Vannamei dan Black Tiger.

Sponsored

Produk udang olahan tersebut diekspor ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Kanada, dan beberapa negara Asia lainnya, seperti Hong Kong dan Singapura.

Namun, tak semua emiten diuntungkan dengan kondisi ini. Emiten suku cadang kendaraan bermotor, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengeluhkan pelemahan nilai tukar rupiah karena berpotensi mengganggu kinerja perseroan. "Tentu akan berimbas kepada biaya produksi, karena material masih impor dan menggunakan dollar AS sebagai penentuan harganya," ungkap Head Treasury and Investor Relations Department Astra Otoparts Baskoro Santoso.

Namun begitu, beban yang dirasakan AUTO masih bisa dikendalikan. Apalagi saat ini perseroan tidak memiliki utang dalam mata uang US$, sehingga tidak terlalu berdampak pada kinerja Perseroan secara keseluruhan.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid