sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Konversi ke kompor listrik hanya kurangi 2% konsumsi LPG

Penggunaan gas elpiji masih sangat tinggi di masyarakat.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Kamis, 17 Feb 2022 10:11 WIB
Konversi ke kompor listrik hanya kurangi 2% konsumsi LPG

Penggunaan kompor listrik digadang-gadang bisa menekan konsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG) yang selama ini pemenuhannya masih didominasi dari impor. Akan tetapi, pemakaian kompor listrik ini belum berdampak signifikan dalam penurunan konsumsi LPG.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa. Dia menjelaskan, untuk menekan impor LPG secara efektif diperlukan perluasan penggunaan kompor listrik.

Penggunaan kompor listrik yang sekarang dibahas, kata Fabby, adalah program satu juta kompor induksi. Jika program ini berhasil, sebanyak satu juta yang dikonversi dampak penurunan konsumsi LPG sebesar 136,8 ribu ton.

"Sementara konsumsi LPG 3 kg yang dikonsumsi mencapai 7 juta metrik ton per tahun dan total konsumsi LPG 8,2 juta ton per tahun," katanya kepada Alinea.id, Kamis (17/2).

Dia menuturkan, besaran impor LPG RI masih tinggi, yakni mencapai sekitar 6,5 juta metrik ton per tahun. Artinya, dampaknya tidak terlalu besar pada penurunan impor, sehingga perlu upaya melakukan konversi.

"Jadi dampak dari konversi yang direncanakan kira-kira bisa menurunkan 2% konsumsi LPG," ujarnya.

Menurutnya, dari adanya konversi ini, terjadi penurunan subsidi LPG dan juga mendorong peningkatan permintaan listrik. Kondisi ini tentu bagus buat PLN dan juga bagi pemerintah.

"Saya kira fokus kompor listrik untuk pelanggan 900 volt ampere (VA) yang tidak disubsidi dan 1300 VA," ucapnya.

Sponsored

Pelanggan golongan ini, menurutnya, bisa diberikan insentif untuk menaikkan daya ke 2200/3300 VA. Sehingga, bisa menggunakan kompor induksi berdaya 1200-1600 VA tanpa gangguan.

"Untuk yang 450 dan 900 VA perlu dinaikan dayanya tapi perlu dipastikan tarif listrik untuk mereka tidak naik. Ini sebenarnya bisa dilakukan dan tarif khusus ini diatur sesuai no ID pelanggan PLN," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan seiring dengan meningkatkan konsumsi masyarakat, impor LPG dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Bahkan, pada 2024 diprediksi impor LPG bisa mencapai Rp 67,8 triliun.

Menurutnya, dengan beralih ke kompor listrik, maka ketergantungan pada impor LPG bakal berkurang secara bertahap, sehingga akan mendorong kemandirian energi. Masalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akibat impor LPG secara perlahan juga dapat diselesaikan.

"Arahan Bapak Presiden sudah sangat jelas, yaitu untuk mengubah energi berbasis impor ke energi berbasis domestik. Salah satunya melalui konversi penggunaan kompor LPG ke kompor induksi," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid