close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara.
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara.
Bisnis
Senin, 24 Mei 2021 18:37

Pemerintah proyeksi konsumsi rumah tangga tumbuh 6,8% di kuartal II-2021

Pemulihan ini naik signifikan setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,2%.
swipe

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memproyeksikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan melonjak sekitar 6%-6,8% pada kuartal II-2021. Hal didorong momen lebaran dan pelaksanaan program PEN.

Pemulihan ini naik signifikan setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,2%.

"Kami perkirakan kuartal II-2021 kinerja ini akan terjaga, konsumsi rumah tangga tumbuh 6%-6,8% melihat tren April dan Mei," katanya dalam Raker dengan DPR, Senin (24/5).

Pemulihan sisi konsumsi mulai terlihat dari tingkat kepercayaan masyarakat (CCI) yang mulai kembali ke level optimis dan jauh melampaui awal pandemi, sejalan dengan tren mobilitas masyarakat. 

Berdasarkan hasil survei, pada April konsumen menggunakan 74,4% penghasilannya untuk konsumsi, lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2020 sebesar 68,7%.

Selain itu, indikator retail sales index (RSI) menunjukkan keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat pada Maret dan diprediksi semakin menguat di April 2021, atau tumbuh 9,8% yoy

Secara umum, perbaikan RSI ditopang oleh peningkatan konsumsi yang terjadi pada seluruh kelompok terutama

Subkelompok makanan dan minuman (mamin), sandang, dan perlengkapan rumah tangga. Kegiatan rekreasi sudah mulai sedikit membaik namun masih tertahan

Subkelompok mamin dan tembakau misalnya, pada April berada di level 266,7 setelah bulan sebelumnya hanya berada di level 234,7.

Sedangkan kelompok sandang berada di level 79,6 di April setelah sebelumnya hanya berada di level 69,9 di Maret. Kemudian kelompok perlengkapan rumah tangga juga meningkatkan dari 127,1 di Maret menjadi 130,7 di April.

Kemudian, subkelompok rekreasi juga mulai mengalami peningkatan menjadi 58,5 di April, setelah bulan sebelumnya hanya berada di level 58,1.

"Kami prediksi untuk Mei dengan catatan Covid-19 enggak melonjak sebab puasa dan lebaran, kami akan bisa lihat tren pemulihan terakselerasi sampai Mei," ucapnya.

Selain itu, dari tingkat penjualan mobil ritel April 2021 juga mengalami kenaikan dibandingkan Maret, mengindikasikan masih tingginya animo masyarakat terhadap fasilitas PPNBM dengan tingkat penjualan mobil ritel rata-rata Januari-Februari 73.000 per bulan. Penjualan mobil ritel tumbuh 227%.

Adapun, tingkat produksi dan penjualan grosir mobil April masih relatif tinggi namun lebih rendah dibandingkan dengan Maret 2021. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi di Maret memuncak untuk mengantisipasi tingginya permintaan kendaraan selama 2021.

Namun demikian, tingkat produksi dan penjualan grosir per April 2021 tumbuh masing-masing 322 dan 902%. Pertumbuhan tinggi ini mengindikasikan pemulihan kinerja sektor manufaktur otomotif dan jasa perdagangan mobil.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan