sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Solusi hemat dan ramah lingkungan ala bisnis sewa perlengkapan bayi

Bisnis sewa peralatan bayi dan balita memiliki potensi pasar besar di tanah air.

Qonita Azzahra
Qonita Azzahra Sabtu, 08 Okt 2022 06:24 WIB
Solusi hemat dan ramah lingkungan ala bisnis sewa perlengkapan bayi

Air Susu Ibu (ASI) menjadi makanan pokok yang paling penting bagi bayi baru lahir hingga usia 2 tahun. Tak heran, banyak para ibu yang berkomitmen memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan berlanjut hingga usia dua tahun. 

Bagi ibu menyusui, terutama mereka yang juga bekerja, keberadaan kulkas ASI sangat penting untuk menyimpan ASI perah (ASIP). ASI perah memang bisa hanya disimpan di kulkas biasa dengan dua pintu, tetapi menurut The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Comitee, ASI perah yang disimpan dalam kulkas pintu tunggal (kulkas ASI) bisa bertahan lebih lama, bahkan mencapai 12 bulan ketimbang jika disimpan di kulkas dua pintu.

Meski begitu, harga freezer tunggal tidak murah, belum lagi ibu menggunakan tempat penyimpanan tersebut hanya ketika dia masih menyusui bayinya. Di mana maksimal dilakukan sampai anak berusia 2 tahun. Setelahnya, kulkas ASI akan menganggur tak terpakai.

Karenanya, untuk memenuhi semua perlengkapan ASI dan kebutuhan bayi lainnya, para ibu bisa memilih opsi sewa. Dus, ketika sudah tidak digunakan lagi, orang tua bisa mengembalikan alat tersebut. 

Hal ini dilakukan oleh artis sekaligus Youtuber Ria Ricis. “Untuk beberapa barang kita sewa, biar enggak mubazir, enggak nyempitin rumah. Karena kan banyak peralatan yang cuma dipakai sebentar,” katanya yang baru saja melahirkan bulan Juli lalu.

Ricis pun mencontohkan barang seperti baby box yang masa pemakaiannya hanya sebentar. "Karena anaknya juga sering tidur di Kasur,” ucapnya.

Berbeda dengan Ria Ricis yang sudah memutuskan menyewa perlengkapan bayi sebelum bayinya lahir, Restiani Nur Fauzi agaknya cukup menyesali keputusannya untuk membeli banyak barang kebutuhan bayi. Seperti halnya para ibu baru lainnya, Restiani dan suami seolah kalap saat berbelanja perlengkapan untuk calon bayinya.

“Semua dibeli karena merasa semua bakal dibutuhin sama anakku nanti. Kayak waktu itu aku beli baby bouncer dengan harga lumayan pricey (mahal-red) karena selain otomatis, ada mainan-mainannya juga yang tergantung di atas baby bouncer itu,” katanya, kepada Alinea.id, Rabu (28/9).

Sponsored

Perempuan yang karib disapa Irez ini bilang, baby bouncer yang berbentuk seperti kursi dan bisa menimang bayi secara otomatis mungkin efektif dalam menenangkan hingga menidurkan bayi. Namun, hal ini sama sekali tidak berlaku untuk anaknya. Ketika ditidurkan di baby bouncer, bayinya justru menangis sangat kencang lantaran tidak nyaman.

“Zahra malah lebih nyaman ditidurin di kasur. Jadi ya baby bouncer itu hampir enggak pernah dipakai sama sekali,” imbuhnya.

Pada akhirnya, baby bouncer itu teronggok di gudang rumahnya, bersama perlengkapan bayi lain yang sudah tidak terpakai. Perempuan 33 tahun itu merinci, seingatnya ada lebih dari lima barang yang hanya sesekali dipakai, seperti stroller (kereta bayi), baby walker (alat bantu bayi jalan), baby box dan kasur, playmat atau matras, freezer ASI, hingga berbagai mainan bayi dan balita.

Ilustrasi Pixabay.com.

Karena itu, Irez pun menyarankan agar orang tua menyewa saja perlengkapan bayi yang sekiranya tidak akan dipakai dalam waktu lama. Sebaiknya orang tua hanya membeli barang-barang penting saja, seperti pakaian dan popok, matras ompol, dan sebagainya.

“Atau kalau memang pingin banget beli, itu bisa dicoba dengan sewa dulu. Kalau anak cocok, baru beli,” ujar perempuan yang menggeluti bisnis kosmetik ini.

Sekarang, meski sudah tidak bayi lagi, Zahra tetap memerlukan banyak perlengkapan yang bisa menunjang proses belajar seperti mainan edukasi. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Mojang Bandung ini pun memutuskan untuk menyewa mainan-mainan edukasi tersebut.

“Bukan pelit atau gimana ya, karena kan sayang banget kalau misalnya udah beli mahal-mahal, tapi enggak dipakai,” tuturnya.

Beberapa perlengkapan bayi usia pemakaiannya memang relatif singkat. Gendongan bayi misalnya, saat bayi baru lahir (newborn), ibu bisa menggunakan kain gendongan alias cukin ketika bayi masih berusia 0-2 bulan.

Bulan selanjutnya, orang tua bisa menggunakan gendongan depan (front carrier) yang berbentuk seperti tas ransel yang menghadap ke depan untuk menggendong bayinya. Saat bayi sudah berusia 1 tahun, orang tua bisa menggunakan gendongan belakang (backpack carrier) ketika menggendong bayinya, namun tetap harus beraktivitas.

Bisnis sewa

Founder & CEO Babonbo Duygu Sefa menguraikan, ada beberapa hal yang membuat orang tua lebih memilih untuk menyewa perlengkapan bayi ketimbang membeli. Pertama ialah karena menyewa perlengkapan bayi lebih hemat, orang tua hanya harus membayar per penggunaan saja. Barang yang diterima oleh penyewa pun dapat dipastikan dalam kondisi bersih dan sudah disterilkan sehingga barang benar-benar higienis.

Selain itu, dengan menyewa tidak ada tumpukan barang yang sudah tidak terpakai di rumah. Karena setelah habis masa sewa, orang tua harus mengembalikan peralatan bayi yang mereka pinjam. 

“Biasanya orang tua mengeluarkan budget banyak untuk membeli perlengkapan bayi. Dan pengeluaran ini rutin. Padahal pemakaian tidak akan lama dan semua akan berakhir disimpan saja atau dibuang. Ini jelas tidak baik untuk lingkungan,” jelas pemilik startup jasa rental perlengkapan bayi seperti dikutip Alinea.id dalam channel Youtube MumAabboard Life, Kamis (29/9).

Hal ini pun diamini oleh dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Internasional Sentosa, Bandung Arianta Albertus. Dia bilang, dengan menyewa, orang tua dapat mengatur sendiri seberapa lama waktu anak akan memakai peralatan bayi yang dibutuhkan, mengingat pertumbuhan bayi berlangsung cukup cepat. Ini penting sebagai pertimbangan agar orang tua bisa berhemat.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Tidak hanya itu, meskipun perlengkapan yang disewakan merupakan barang bekas,namun kualitas barang yang disewakan masih terjaga baik. Pun dengan kebersihannya. Ini lantaran pemilik penyewaan akan selalu merawat barang-barang yang disewakan untuk menjaga reputasi bisnisnya.

“Tapi orang tua juga harus memperhatikan betul sebelum menyewa, apakah ada yang kotor dari barang yang disewakan itu dan bagaimana dengan fungsi dan kegunaannya. Apakah barang aman dan bisa digunakan dengan baik atau tidak,” tegas Ariantana, saat dihubungi Alinea.id, Minggu (25/9).

Tidak hanya itu, meskipun ingin berhemat, orang tua juga harus bijak dalam menyewa. Sebab, ada barang-barang yang memang aman untuk disewa dan ada juga yang tidak.
Arianta merinci, barang-barang yang dapat disewa oleh orang tua di antaranya adalah baby box, stroller, car seat, high chair atau kursi makan, mainan anak, hingga perlengkapan untuk menyusui seperti kulkas ASI,alat pompa ASI, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak bisa disewa antara lain, peralatan makan dan minum, pakaian, sepatu, hingga botol susu.

“Barang-barang ini juga tidak layak disewakan karena memiliki risiko higienitas minim. Potensi infeksi pada anak dari barang-barang ini juga besar,” lanjut dia.

Terlepas dari hal tersebut, potensi bisnis penyewaan perlengkapan bayi masih terbuka lebar di Indonesia. Mengingat masih tingginya jumlah kehamilan dan kelahiran, berikut dengan angka pernikahan nasional.

Tren pernikahan di Indonesia (2011-2021)

2011 2,3 juta pernikahan
2012 2,3 juta pernikahan
2013 2,2 juta pernikahan
2014 2,1 juta pernikahan
2015 2 juta pernikahan
2016 1,8 juta pernikahan
2017 1,9 juta pernikahan
2018 2 juta pernikahan
2019 2 juta pernikahan
2020 1,8 juta pernikahan
2021 1,7 juta pernikahan

Sumber: Laporan Statistik Indonesia oleh BPS

Dari Data Kependudukan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, pada tahun lalu ada sebanyak 691.259 pelaporan kelahiran di akhir tahun lalu. Sementara itu, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 tercatat ada sebanyak 1,7 juta pernikahan. Dengan rasio kelahiran di angka 2,24.

“Ini jelas bisa menjadi peluang yang bagus juga untuk berbisnis. Apalagi di Indonesia keberadaan jasa rental perlengkapan bayi ini belum begitu banyak,” kata Founder Babyloania Zhafira Loebis, kepada Alinea.id, Minggu (25/9).

Peluang ini pun terbuka lebar, seiring dengan besarnya pasar bisnis perawatan anak dan bayi di tanah air. Mengutip data lembaga survei Statista, pendapatan di segmen perawatan bayi dan anak mencapai US$80,35 juta pada tahun 2022. Setiap tahunnya, angka ini diperkirakan dapat mengalami peningkatan sebesar 5,86% sehubungan dengan angka total populasi dan pendapatan per kapita per orang yang mencapai US$0,29 di tahun ini.

Zhafira bilang, peningkatan ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Bagaimana tidak, dengan jangka waktu pendek pemakaian peralatan bayi, tak jarang jika peralatan-peralatan yang kebanyakan terbuat dari bahan plastik ini teronggok begitu saja dan menjadi sampah.

“Mungkin bisa dipakai untuk adiknya atau bayi lainnya, tapi kenyataannya setiap bayi berbeda. Ada yang cocok menggunakan satu alat kayak yang paling gampang ayunan atau rocker chair yang biasa buat mengayun bayi, tapi ada juga yang tidak,” lanjutnya.

Apalagi, perlengkapan bayi dengan kualitas bagus dibanderol dengan harga cukup mahal, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sedangkan dengan menyewa, terutama barang besar seperti tempat tidur orang tua hanya harus mengeluarkan dana sekitar Rp500.000. 

Ada pula stroller dengan merek Keenz Air Plus yang disewakan dengan harga sekitar Rp420.000, yang memiliki harga jual baru sekitar Rp3,1 juta. Tidak hanya itu, kajian internal Babyloania pada 2018 menyebutkan, biaya penghematan dari sistem sewa mainan anak saja, ditaksir mencapai Rp11 miliar untuk 5 ribu keluarga di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Sedangkan jika ingin menjual perlengkapan bayi yang sudah tidak terpakai, biasanya hanya bisa dilakukan di penjual barang bekas. Tentunya dengan harga jauh di bawah harga beli, meskipun barang hanya dipakai selama beberapa bulan saja.

Berangkat dari persoalan-persoalan itu, ia memutuskan untuk mendirikan Babyloania pada 2014 silam. “Setelah lahir anak pertama, saya berpikir enggak akan efisien kalau semua orang tua beli perlengkapan bayi. Apalagi kalau kemudian enggak dipakai lagi, cuma menumpuk dan jadi sampah,” jelasnya.

Sementara itu, orang tua tidak perlu khawatir dalam menyewa perlengkapan bayi karena sistem sewa yang diterapkan  cukup mudah. Di Babyloania misalnya, proses sewa disebutnya hampir mirip dengan proses booking hotel. Orang tua dapat menyewa bahkan beberapa bulan sebelum bayi lahir dan barang akan diantarkan ketika bayi sudah hadir ke dunia.

Ilustrasi Pixabay.com.

“Dengan masa sewa sesuai kesepakatan. Ada yang bisa disewa per hari, atau per berapa bulan,” kata dia.

Orang tua yang menyewa perlengkapan di platform sewa perlengkapan bayi miliknya ini pun tak perlu pusing jika barang yang disewanya dalam kondisi kotor. Setelah berpengalaman dengan dua buah hati, Zhafira paham betul jika barang-barang yang digunakan oleh bayi atau balita tidak bisa lepas dari noda kotoran. Pun jika kondisi barang yang dikembalikan tidak 100% rapi.

“Karena setelah dikembalikan ke kami, barang-barang itu akan kami cuci lagi dengan sabun dan teknik khusus. Biar perlengkapan bayi yang baru disewa itu tetap bersih dan aman lagi,” ungkapnya.

Dengan ini, orang tua selanjutnya yang akan menjadi penyewa perlengkapan bayi pun tidak perlu takut karena barang yang disewakan sudah kembali higienis dan aman. Setelah sebelumnya dilakukan pengecekan dan perbaikan.

“Jadi ini untuk memastikan juga barang-barang yang kami sewakan dalam kondisi aman. Karena kan perlengkapan ini akan digunakan oleh bayi dan anak-anak,” lanjut Zhafira.

Hal ini pun diamini oleh pemilik jasa rental perlengkapan serta mainan bayi dan anak Mamasewa Amalia Sinta. Menurutnya, bagi pemilik usaha sewa perlengkapan bayi dan anak ini higienitas adalah hal paling penting. Selain juga kontrol kualitas (quality control) produk yang mereka sewakan.

Di Mamasewa misalnya, Amalia akan mengirimkan dokumentasi barang berupa video dan gambar kepada calon penyewa yang tidak bisa datang langsung. Dengan begitu, calon penyewa dapat lebih percaya dengan barang yang akan digunakan oleh anaknya nanti.

“Enggak cuma itu, di Mamasewa, customer juga bisa request barang baru kalau stok barang yang akan mereka sewa sedang tidak ada atau memang belum tersedia di kami. Jadi nanti customer itu akan menyewa barang baru dengan harga sama,” jelasnya, saat dihubungi Alinea.id, Jumat (30/9).

Ibu dua anak ini bilang, jika ingin terjun ke dalam bisnis persewaan perlengkapan bayi dan anak, tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah pasar. Sebab, pasar untuk jasa sewa perlengkapan bayi dan anak ini masih terbuka lebar.

Hanya saja, Amalia berpesan agar mereka yang akan menggeluti bisnis ini dapat memastikan barang yang bakal mereka sewakan benar-benar terjaga kebersihan dan keamanannya. Tidak hanya itu, tujuan pasar yang jelas juga sangat dibutuhkan.

“Seperti akan menyasar keluarga di wilayah mana dan keluarga dengan tingkat ekonomi seberapa besar,” imbuh dia.
 

Berita Lainnya
×
tekid