Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro mengatakan dirinya mempertimbangkan untuk menyatakan status darurat setelah kota itu dilanda gelombang pasang tertinggi dalam lebih dari 50 tahun terakhir.
Gelombang pasang selanjutnya diperkirakan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada Rabu (13/11).
Banjir di kota itu mencapai tingkat tertinggi dalam fenomena yang disebut acqua alta, istilah yang digunakan di kawasan Veneto untuk menyebut air pasang yang terjadi di Laut Adriatik.
Di tengah hujan lebat, ketinggian air mencapai 1,87 meter pada Selasa (12/11) malam. Surat kabar La Stampa melaporkan bahwa dua orang telah tewas. Seorang laki-laki lansia di Pellestrina tersengat listrik setelah rumahnya terendam banjir dan jasad seorang lelaki lainnya ditemukan di kediamannya.
Lebih dari 85% wilayah di Venesia terendam banjir pada Selasa malam. Banjir dengan level air tertinggi yang tercatat sepanjang sejarah kota itu adalah 1,98 meter pada 1966. Gelombang pasang selanjutnya diperkirakan akan membanjiri kota tersebut hingga ketinggian 1,60 meter pada Rabu.
Brugnaro menyalahkan krisis iklim atas fenomena tersebut. Dia mengumumkan kemungkinan akan menyatakan status darurat dan menyatakan bahwa banjir tersebut membawa luka yang mendalam bagi Venesia.
Dia juga meminta pemerintah Italia untuk segera membantu kota itu karena biaya kerusakan diperkirakan sangat tinggi. Pada November 2018, air pasang yang tinggi diperkirakan menyebabkan kerusakan sebesar US$2,42 juta.
Brugnaro berjanji bahwa proyek Mose yang dirancang untuk mencegah banjir di Venesia, yang telah lama tertunda, akan segera diselesaikan. Proyek itu membangun hambatan lepas pantai dan konstruksi sudah dimulai sejak 2003.
Namun, pembangunan tertunda akibat sejumlah masalah, termasuk skandal korupsi yang muncul pada 2014.
Penjaga pantai mengerahkan kapal-kapal ekstra untuk berfungsi sebagai ambulans air.
Sejumlah meja dan kursi yang berada di sepanjang lorong di kota itu mengapung akibat terbawa banjir. Taksi-taksi air mengatakan bahwa gang-gang di kota itu telah terendam, mereka membantu penumpang masuk ke hotel dengan memanjat melalui jendela.
Bar di Hotel Gritti Palace yang mewah, yang telah menjadi tempat menginap sejumlah bangsawan dan selebritas, sebagian besar terendam banjir. Permadani-permadani yang mahal ditumpuk di atas-atas meja sementara air merendam sejumlah sofa beledu di dalam bangunan tersebut.
St. Mark's Square sangat terdampak oleh air pasang karena wilayah itu terletak di salah satu bagian terendah kota.