sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Iran catat dua kematian akibat coronavirus

Dua kasus tersebut menjadi kematian pertama akibat coronavirus jenis baru di Timur Tengah.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 20 Feb 2020 10:25 WIB
Iran catat dua kematian akibat coronavirus

Pejabat kesehatan Iran menyatakan bahwa pada Rabu (19/2), dua orang meninggal akibat wabah coronavirus jenis baru. Dua kasus tersebut menjadi kematian pertama akibat coronavirus jenis baru di Timur Tengah.

"Dua orang meninggal karena coronavirus. Mereka berada di Kota Qom, bagian selatan Teheran," tutur pejabat Kementerian Kesehatan Iran Alireza Vahabzadeh.

Dia menambahkan, kedua korban menderita infeksi paru-paru akut akibat coronavirus jenis baru.

Sebelumnya pada Rabu, juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan bahwa kedua orang itu dinyatakan positif coronavirus dalam hasil tes kesehatan sementara. Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai jenis kelamin dan usia para korban.

Coronavirus jenis baru pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada akhir 2019.

Menurut Bloomberg, korban tewas di China daratan naik menjadi 2.118 setelah Hubei melaporkan 108 kematian baru pada Rabu. Ditambah dengan dua kematian masing-masing di Iran dan Hong Kong serta satu di Filipina, Jepang, Taiwan, dan Prancis, angka kematian global menyentuh 2.126.

Coronavirus jenis baru telah menginfeksi lebih dari 75.500 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 74.000 kasus berada di China daratan.

Bulan lalu, Uni Emirat Arab menjadi negara pertama di Timur Tengah yang mencatat kasus coronavirus jenis baru.

Sponsored

Wakil Menteri Kesehatan Iran Qasem Jan-Babaei mengunjungi Qom pada Rabu untuk melakukan penilaian atas situasi penyebaran wabah. Dia menuturkan bahwa Kemenkes Iran telah menyiapkan unit darurat khusus untuk merawat pasien yang terinfeksi penyakit menular.

"Kami meminta orang-orang untuk menghindari berjabat tangan dan berciuman, menjaga kebersihan pribadi, serta menghindari tempat ramai," tutur Babaei, menambahkan bahwa tidak ada alasan bagi publik untuk panik.

Dia menyebut bahwa sejauh ini, belum ada laporan tentang kasus coronavirus jenis baru di kota selain Qom. Namun, masih ada kemungkinan bahwa kasus baru dapat muncul di kota-kota lainnya.

Ali Gholizadeh, peneliti kebijakan kesehatan di University of Science and Technology of China, menilai bahwa Kemenkes Iran sudah siap untuk menangani penyebaran coronavirus. Dia berpendapat bahwa kerabat dan keluarga dari pasien yang terinfeksi akan segera dikarantina sampai pihak berwenang yakin mereka betul-betul bersih dari virus tersebut.

"Rakyat Iran tidak perlu panik," kata dia seraya menekankan bahwa sejauh ini, tingkat kematian virus masih terbilang rendah.

Awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, coronavirus hanya akan menyebabkan penyakit ringan pada empat dari lima orang yang terinfeksi.

Mengutip data dari China yang meneliti lebih dari 44.000 kasus coronavirus, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memaparkan, hanya 14% dari pasien menderita komplikasi parah seperti pneumonia, 5% dalam kondisi kritis, dan 2% yang meninggal karena virus itu. (Al Jazeera, CNN, dan Bloomberg)

Berita Lainnya
×
tekid