close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kuil di Irak runtuh. Dok reuters.
icon caption
Kuil di Irak runtuh. Dok reuters.
Dunia
Selasa, 23 Agustus 2022 21:56

Lima wanita dan seorang anak tewas tertimpa runtuhan kuil

Korban berada di dalam kuil saat peristiwa terjadi.
swipe

Terjadi bencana tanah longsor yang menimpa langit-langit Qattarat al-Imam Ali dan mengakibatkan runtuh. Dalam peristiwa ini, jamaah Syiah yang berada di dalam menjadi korban.

Direktorat Pertahanan Sipil Umum mengatakan, ditemukan juga lima wanita dan seorang anak termasuk di antara mereka yang tewas ketika tanah longsor melanda Qattarat al-Imam Ali pada Sabtu (13/8). Tiga anak lainnya berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.

Direktorat Pertahanan Sipil mengatakan, mereka telah mengakhiri upaya penyelamatan pada Senin (22/8) malam setelah menemukan tubuh wanita kelima.

Sementara itu, tim penyelamat Irak telah mengakhiri pencarian mereka. Hal ini dikarenakan penemuan tubuh dari peziarah kedelapan yang ditemukan di puing-puing sebuah kuil Muslim Syiah yang runtuh.

Dalam hal ini, adanya tumpukan tanah di sebelah kuil sejarak 28km (17 mil) barat Karbala, diyakini telah runtuh karena kelembaban yang tinggi.

"Gunung itu telah mengumpulkan air dan sayangnya, tidak ada yang menyadarinya," kata Daifallah Naim, seorang perawat dari Mobilisasi Populer dari pasukan paramiliter yang didominasi oleh milisi Syiah.

Keberhasilan tim penyelamat dalam pencarian para korban jiwa tersebut dikagumi oleh Presiden Barham Saleh dan ia juga mengucapkan belasungkawa kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan.

Sama halnya dengan Ulama Syiah Moqtada al-Sadr untuk menyampaikan belasungkawa. Namun ia memiliki dugaan pada peristiwa tersebut untuk memperingatkan "kecurigaan korupsi".

Atas kecurigaannya, ia meminta pemerintah untuk melakukan hal tersebut. 

"Penyelidikan segera dan serius untuk mengungkap kebenaran sehingga korupsi tidak mencapai masjid dan tempat ibadah, karena telah mempengaruhi lembaga dan kementerian negara."

Kuil tersebut memiliki mata air yang di mana Syiah mempercayai Imam Ali bin Abi Thalib, menantu dan sepupu Nabi Muhammad, dan pasukannya sebagai tempat beristirahat untuk minum saat mereka dalam perjalanan ke pertempuran pada tahun 657. (BBC.com)

img
Ghina Mita Yuniarsih
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan