sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Malangnya para pria India, diiming-imingi kerja di Rusia ternyata dipaksa ikut perang di Ukraina

Asfan pergi ke Rusia setelah melihat sebuah postingan di YouTube.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Jumat, 08 Mar 2024 13:28 WIB
Malangnya para pria India, diiming-imingi kerja di Rusia ternyata dipaksa ikut perang di Ukraina

Ketika Mohammed Asfan dari kota Hyderabad di India melakukan perjalanan ke Rusia untuk bekerja sebagai "asisten" di ketentaraan, keluarganya tidak pernah membayangkan dia akan ikut berperang dalam perang Ukraina, apalagi mati di sana.

Asfan adalah salah satu dari beberapa pria India yang, menurut kerabat mereka, dibujuk ke Rusia dengan godaan kesempatan kerja yang menguntungkan, namun kemudian dipaksa berjuang di garis depan di luar keinginan mereka.

Kementerian Luar Negeri India mengatakan bahwa setiap kasus yang menjadi perhatian India telah “ditanggapi dengan tegas”.

“Kami memahami bahwa ada sekitar 20 orang yang terjebak, kami berusaha sebaik mungkin untuk memulangkan mereka lebih awal,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Randhir Jaiswal pekan lalu.

Kementerian luar negeri Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Asfan pergi ke Rusia setelah melihat sebuah postingan di YouTube yang menjanjikan pekerjaan dan tempat tinggal permanen setelah enam bulan. Asfan, yang sebelumnya adalah seorang manajer di sebuah toko pakaian, ke Rusia, meninggalkan istri dan dua anaknya, keduanya berusia di bawah dua tahun.

“Dia menelepon kami dari perbatasan Ukraina untuk memberi tahu kami bahwa paspornya telah disita dan dia dipaksa berperang. Dia meminta bantuan tetapi saat itu dia sudah terjebak,” kata saudaranya, Imran, kepada Reuters sehari setelah diberitahu tentang kematian Asfan.

Kedutaan Besar India di Rusia, dalam postingan di X, mengatakan upaya sedang dilakukan untuk membawa jenazahnya ke India.

Sponsored

Video rekrutmen serupa di YouTube telah memikat Hemil Mangukiya, seorang penyulam berusia 23 tahun dari Gujarat. Ia kemudian ke Rusia pada bulan Desember.

“Hemil diberitahu bahwa dia akan bekerja sebagai pembantu di tentara dan akan dilatih selama tiga bulan, namun setelah mencapai (Rusia) dia menyadari bahwa dia sedang dilatih untuk berperang,” kata ayahnya Ashwin Mangukiya kepada Reuters, Kamis.

Keluarga tersebut mengetahui kematian Hemil pada tanggal 23 Februari, dua hari setelah dia dibunuh, melalui panggilan telepon dari pria India lain yang berjuang bersamanya.

“Kami masih menunggu jenazahnya tiba sehingga kami bisa melakukan upacara terakhirnya,” kata sang ayah.

Tujuh pria lainnya, dalam video yang beredar di media sosial, telah meminta bantuan New Delhi untuk kembali dari Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka pergi ke sana dengan visa turis tetapi dipaksa untuk bergabung dengan tentara atau menghadapi hukuman 10 tahun penjara, lapor media lokal.

Kementerian luar negeri India tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai video tersebut.

Puluhan ribu tentara tewas di kedua belah pihak sejak Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada Februari 2022 dalam perang darat paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II, yang oleh Moskow disebut sebagai “operasi militer khusus”. (reuters,straitstimes)

Berita Lainnya
×
tekid