sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pembunuhan Khashoggi: Putra Mahkota Arab Saudi lolos dari hukum

Arab Saudi mengatakan ada sebanyak 11 orang yang telah didakwa atas pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya terancam hukuman mati.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 16 Nov 2018 11:40 WIB
Pembunuhan Khashoggi: Putra Mahkota Arab Saudi lolos dari hukum

Pada Kamis (15/11), Kantor Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengatakan ada sebanyak 11 orang yang telah didakwa atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Lima di antaranya telah berstatus terpidana dan terancam hukuman mati karena diduga terlibat langsung dalam memerintahkan serta mengeksekusi tindak kejahatan tersebut.

Penyidik membeberkan detail dari pembunuhan yang terjadi pada Selasa (2/10). Menurut keterangan mereka, Khashoggi dibunuh setelah terlibat pertengkaran di Konsulat Arab Saudi di Istanbul.

Setelah itu, kolumnis the Washington Post ini diikat dan tewas akibat overdosis obat bius yang disuntikkan padanya. Arab Saudi mengakui tubuhnya dimutilasi lalu diberikan kepada pihak di luar konsulat.

Sementara, Riyadh tetap mempertahankan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS dan Raja Salman tidak mengetahui operasi yang menyasar Khashoggi ini.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menerangkan, tidak ada campur tangan MBS dalam pembunuhan jurnalis yang berstatus permanent residence Amerika Serikat tersebut.

"Bahkan penasihat keamanan di AS mengatakan, operasi ini adalah operasi berandal. Mereka adalah orang-orang yang melebihi otoritas dan melampaui perintah," lanjutnya.

Dia menambahkan, kritik yang selama ini ditujukan bagi Arab Saudi tidak berdasar dan tidak logis.

Sejak berminggu-minggu lalu, Turki menyatakan mereka memiliki rekaman suara yang menjadi bukti pembunuhan berencana Khashoggi. Jaksa Agung Turki sebelumnya menerangkan, Khashoggi dicekik sesaat setelah dia memasuki bangunan konsulat. Kemudian tubuhnya dimutilasi sebagai bagian dari pembunuhan yang terencana.

Sponsored

Arab Saudi sendiri menyajikan cerita yang inkonsisten. Awalnya mereka menyangkal mengetahui apa pun mengenai peristiwa tersebut sebelum akhirnya menyatakan bahwa segerombolan berandal bertanggungjawab atas kematian Khashoggi.

Penyelidikan yang dilakukan Arab Saudi menghasilkan kesimpulan bahwa otak dari pembunuhan ini adalah mantan Wakil Kepala Intelijen Arab Saudi Ahmed al-Assiri. 

Assiri memerintahkan sebuah misi untuk memaksa Khashoggi kembali ke Arab Saudi dan membentuk tim yang berisikan 15 orang.

Tim itu dibagi menjadi tim negosiasi, tim intelijen, dan tim logistik. Disebutkan bahwa ketua tim negosiasi adalah yang memberi komando untuk membunuh Khashoggi.

"Ketua tim negosiasi memutuskan tidak mungkin untuk secara paksa memindahkan korban ke tempat yang aman, seandainya negosiasi tersebut gagal. Dia kemudian mengambil keputusan untuk membunuh korban," jelas penyidik Arab Saudi.

Setelahnya, ketua misi dan ketua tim negosiasi sepakat untuk menulis laporan palsu kepada wakil kepala intelijen dengan mengatakan bahwa Khashoggi telah meninggalkan bangunan setelah gagal mengupayakan perundingan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengungkapkan ketidakpuasannya atas pernyataan Kantor Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi ini. Dia pun menuntut para pelaku untuk menjalani proses hukum di Turki.

Cavusoglu meyakini bahwa pembunuhan ini sudah direncanakan, bukan tindakan spontan akibat perundingan yang gagal.

"Tindakan mutilasi dari tubuhnya bukanlah keputusan instan. Mereka telah terlebih dahulu membawa orang yang diperlukan dan menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk memotong-motong tubuhnya," jelasnya.

Meski Cavusoglu menyatakan bahwa keputusan Arab Saudi untuk mendakwa 11 tersangka merupakan langkah positif, baginya hal itu belum cukup. "Identitas dari mereka yang memberi perintah harusnya diungkapkan. Jangan ditutup-tutupi," tambahnya.

Laporan dari penyidik juga mengungkapkan bahwa Penasihat Kerajaan Arab Saudi Saud al-Qahtani dilarang bepergian sambil menunggu penyelidikan atas pembunuhan itu.

Qahtani sebelumnya mengetuai tim komunikasi MBS. Dia dipecat bulan lalu menyusul kematian Khashoggi.

Setelah Arab Saudi mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam konsulat mereka di Istanbul, sebanyak enam pejabat pemerintahan, termasuk Qahtani, telah dicopot dari posisi mereka. Penyidik dan Menlu Arab Saudi menambahkan, sebanyak 21 orang telah ditangkap atas dugaan keterlibatan dengan kasus ini.

AS jatuhkan sanksi bagi Arab Saudi

Pejabat AS sendiri memiliki keyakinan bahwa misi pembunuhan Khashoggi tidak mungkin dapat berjalan tanpa otorisasi MBS.

Pada Kamis kemarin, Kementerian Keuangan AS mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah telah mengeluarkan sanksi terhadap 17 warga Arab Saudi atas peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi.

"Para individu yang menyasar dan secara sadis membunuh seorang jurnalis yang tinggal dan bekerja di AS harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka," jelas Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam pernyataannya. 

Mnuchin menerangkan, AS akan terus berusaha memastikan seluruh fakta yang ada dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bersalah demi mencapai keadilan bagi tunangan, anak-anak, dan keluarga yang ditinggalkan Khashoggi.

Ada pun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, sanksi-sanksi ini dikeluarkan karena adanya pelanggaran serius atas hak asasi manusia.

Akibatnya, aset dalam kekuasaan hukum AS dari mereka yang terkena sanksi telah diblokir. Warga AS juga dilarang untuk bertransaksi dengan mereka. (CNN)

Berita Lainnya
×
tekid