close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Putin dan Assad saat di Damaskus. foto ist
icon caption
Putin dan Assad saat di Damaskus. foto ist
Dunia
Selasa, 14 September 2021 14:27

Putin dan Bashar Assad bertemu di Moskow untuk pertama kalinya sejak 2015

Putin terakhir menerima pemimpin Suriah di Rusia pada 2018 di kediaman musim panasnya di resor Laut Hitam Sochi.
swipe

Presiden Vladimir Putin menerima pemimpin Suriah Bashar al-Assad di Moskow untuk pertama kalinya sejak 2015 pada hari Senin. Kremlin menyinggung pasukan asing, Amerika Serikat dan Tukri yang berada di Suriah tanpa mandat PBB.

Sekutu paling kuat Assad dalam konflik Suriah selama satu dekade, Putin terakhir menerima pemimpin Suriah di Rusia pada 2018 di kediaman musim panasnya di resor Laut Hitam Sochi.

Angkatan udara Rusia memainkan peran penting dalam mengubah gelombang konflik Suriah menguntungkan Assad setelah dikerahkan di sana pada tahun 2015, membantunya memulihkan sebagian besar wilayah yang hilang dari pemberontak.

Namun, sebagian besar Suriah tetap berada di luar kendali negara, dengan pasukan Turki dikerahkan di sebagian besar utara dan barat laut – benteng besar terakhir pemberontak anti-Assad – dan pasukan AS di timur dan timur laut yang dikuasai Kurdi.

Assad, yang juga telah didukung oleh Iran selama konflik, telah melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri sejak perang dimulai pada tahun 2011.

Putin mengatakan kepada Assad bahwa pasukan asing di Suriah tanpa keputusan PBB merupakan penghalang bagi konsolidasinya, kata Kremlin. Putin juga mengucapkan selamat kepadanya karena memenangkan masa jabatan keempat dalam pemilihan presiden pada Mei.

“Teroris mengalami kerusakan yang sangat serius, dan pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Anda, menguasai 90% wilayah,” kata Putin, menurut pernyataan Kremlin.

Kremlin mengatakan Assad berterima kasih kepada pemimpin Rusia atas bantuan kemanusiaan ke Suriah dan atas upayanya untuk menghentikan “penyebaran terorisme”.

Dia memuji apa yang dia sebut keberhasilan tentara Rusia dan Suriah dalam “membebaskan wilayah pendudukan” Suriah.

Assad juga menggambarkan sanksi "anti-manusia" dan "tidak sah" yang dijatuhkan oleh beberapa negara di Suriah.

Amerika Serikat memperketat sanksi terhadap Suriah tahun lalu, mengatakan mereka bertujuan memaksa Assad untuk menghentikan perang dan menyetujui solusi politik.

Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan kedua pemimpin membahas kerja sama antara tentara Suriah dan Rusia dalam "memerangi terorisme dan menyelesaikan pembebasan tanah yang masih di bawah kendali organisasi yang disebut sebagai teroris".(metro.us)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan